BANDA ACEH – Pengurus Golkar Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) memanfaatkan masa kampanye terbatas dengan lebih mengintensifkan kegiatan silaturrahmi dengan kader, guna menyamakan visi untuk memenangkan Pemilu 2009.
“Kegiatan silaturrahmi antara para calon anggota legislatif (Caleg) DPR Pusat, DPR provinsi dan DPR Kabupaten/kota itu dilakukan secara bergilir diseluruh daerah pemilihan (Dapil),” kata Ketua DPD I Partai Golkar NAD H Sayed Fuad Zakaria, di Banda Aceh, tadi pagi.
Selain kegiatan silaturrahmi, Golkar NAD juga terus merapatkan barisan para kader dan simpatisan hingga lapisan paling bawah agar mereka tetap bekerja keras untuk menyukseskan Pemilu 2009 bagi kemenangan partai berlambang beringin itu.
Kader dan para simpatisan Golkar di daerah ini, selain menjalin kerjasama dengan semua komponen masyarakat di desa, mereka juga selalu melakukan berbagai kegiatan untuk membangun citra positif partai dari gembosan pihak-pihak tertentu.
“Para kader Golkar selalu diingatkan agar mereka tidak perpancing isu-isu negatif yang kadang kala sengaja dikembangkan oknum tertentu untuk menggiring masyarakat ke arah konflik,” katanya.
Menjelang Pemilu 9 April 2009, suhu politik di wilayah NAD sedikit memanas dan kegiatan provokasi, teror dan intimidasi mulai terjadi terhadap lembaga atau kader partai, sehingga aparat penegak hukum di daerah ini diharapkan mampu bertindak cepat, tepat dan tegas.
Pencopotan spanduk atau umbul-umbul partai tertentu dari lokasi tertentu merupakan saolah satu bukti mulai terjadi gesekan kecil untuk memancing di air keruh, namun kepada para kader dan simpatisan Golkar diharapkan tidak terpengaruh.
“Kalau ada kader Golkar yang merasa dirinya terancam atau mendapat intimidasi dari oknum tertentu, mereka diharapkan segera melaporkan kasus tersebut kepada aparat keamanan TNI/Polri serta Panitia pangawas Pemilu (Panwaslu),” katanya.
Bagi masyarakat calon pemilih yang menerima ancaman atau pemaksaan kehendak untuk memilih partai tertentu pada Pemilu 2009, Sayed Fuad mengharapkan mereka tidak terpengaruh dan tetap menyalurkan aspirasinya sesuai dengan hati nuraninya masing-masing.
“Kita hidup dialam damai dan demokrasi ini tidak nada pihak yang bisa memaksa masyarakat dalam meraih tujuan. Kita berharap semua kader partai peserta pemilu di Aceh bersikap jujur dan tidak meraih kemenangan dengan menghalalkan segala cara,” demikian H Sayed Fuad Zakaria. (eko/ann)
Source : Waspada Online, 3 Februari 2009