Home > Education > Political Marketing > Irwandi Dirasuki Buku Singa Aceh

Irwandi Dirasuki Buku Singa Aceh

SUASANA politik di Aceh kini mulai terasa. Maklum, di daerah paling ujung pulau sumatera ini bakal berlangsung pemilihan gubernur. Sejumlah kandidat pun mulai bermunculan. Salah satunya adalah Irwandi Yusuf.

Pria kelahiran Bireuen, 2 Agustus 1960, ini adalah Gubernur Provinsi Aceh yang masih menjabat hingga sekarang. Bersama wakilnya, M. Nazar, dia dilantik pada 8 Februari 2007 oleh Menteri Dalam Negeri Mohammad Ma’ruf di hadapan 67 anggota DPR Aceh.

Dia adalah gubernur pertama yang dipilih rakyat Aceh dalam pemilihan kepala daerah di Aceh yang berlangsung pada 11 Desember 2006. Bahkan dia didukung kelompok Gerakan Aceh Merdeka. Itulah sebabnya, setelah dilantik Irwandi langsung ke pesta peusijuk yang dihadiri sekitar 5000 orang di Taman Ratu Safiatudin (Kota Banda Aceh).

Tokoh-tokoh GAM dan Sentral Informasi Referendum Aceh (SIRA) yang menjadi wadah sepak terjang Nazar, dari berbagai daerah hadir dalam acara pelantikan. Tokoh GAM tua Malik Mahmud dan Usman Lampoh Awe juga hadir. Masa jabatan Irwandi akan berakhir pada 2012.

Secara formal, sesungguhnya Irwandi tak dibesarkan dalam dunia politik. Ketika kecil dia justru terpesona dengan ilmu pertanian. Setelah tamat sekolah diniyah, dia melanjutkan ke Sekolah Penyuluhan Pertanian di Saree dan kuliah di Faktultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Setelah meraih gelar kedokteran hewan pada 1987, dua tahun kemudian dia menjadi dosen di Unsyiah. Pada 1993, ia memperoleh beasiswa untuk melanjutkan S-2 pada College of Veterinary Medicine State University (Universitas Negeri Oregon), Amerika Serikat.

Kemudian Irwandi mendirikan lembaga swadaya Fauna dan Flora Internasional pada 1999-2001 dan pernah bekerja di Palang Merah Internasional (ICRC) pada 2000. Selain sebagai senior Representative GAM (TNA) untuk Misi Pemantau Aceh (AMM).

Dia masuk Gerakan Aceh Merdeka atau GAM dan dipercaya menduduki posisi Staf Khusus Komando Pusat Tentara GAM selama 1998-2001. “Mungkin karena isi buku Singa Aceh yang begitu melekat di kepala, saya kemudian masuk GAM,” kata Irwandi kepada wartawan Tempo pada Desember 2006. Buku yang dibacanya sejak dia berumur tujuh tahun.

Di sinilah dia mulai memainkan perannya di dunia politik di Aceh. Aktivitas politiknya ini pula yang membuat dia masuk penjara pada  2003. Ia divonis 9 tahun dalam kasus Makar.

Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 melepaskan dirinya dari penjara Keudah, Banda Aceh. Ia melarikan diri ke Finlandia. Dia dipercaya petinggi GAM di Swedia sebagai Koordinator Juru Runding GAM. Dia tampil ke public pada rapat pertama di Aceh Monitoring Mission.

Setelah Aceh masuk ke masa perdamaian, Irwandi memilih jalur politik resmi dengan ikut bertarung di pilkada. Hasilnya, dia meraih posisi sebagai orang nomor satu di Aceh. Kini masa jabatannya sebagai gubernur Aceh segera berakhir. Dia kembali ikut bertarung, bahkan dari gejala yang tersembul, salah satu lawan politiknya yang paling kuat adalah M Nazar, yang tak lain adalah wakilnya. M. Nazar juga akan ikut dalam pertarungan memberebutkan kursi nomor satu di Aceh bersama sejumlah kandidat lainnya. | berbagai sumber

Source : Atjehpost.com

You may also like
Menang-Kalah, Irwandi Bentuk Partai Lokal
Ex-combatants in politics — Aceh’s post-conflict challenge
Irwandi Kritik Program Saingannya
Irwandi Yusuf: Kekerasan di Aceh Seperti Dibiarkan

Leave a Reply