Home > News > Dekan Ekonomi : Malas Penyebab Utama Kemiskinan

Dekan Ekonomi : Malas Penyebab Utama Kemiskinan

Bireuen – Kemiskinan yang sedang melilit sebagian besar masyarakat Aceh sekarang bukanlah mutlak kesalahan pemerintah. Masyarakat sendiri punya andil besar dalam memiskinkan diri. Selama ini masyarakat sangat kurang produktif dan tidak memiliki ide-ide baru untuk meningkatkan taraf hidupnya. Hal ini dikatakan oleh Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Almuslim Bireuen, Sonny M. Ikhsan, SE, M. Si kepada The Globe Journal, Kamis (10/2).

Menurut Sonny, banyaknya pengemis dan pengangguran di Aceh dewasa ini lebih karena masyarakat malas dalam berkarya. Masyarakat Aceh malas untuk melakukan hal-hal kecil namun bermanfaat sebagai jalan mendapatkan uang secara halal.

“Masyarakat kita malas untuk melsakukan hal-hal kecil namun bisa menambah penghasilan,” ungkap Sonny.

Rata-rata orang Aceh memiliki pekarangan depan dan belakang rumah. Namun kalau tidak dibiarkan gersang begitu saja, paling-paling cuma ditanami bunga-bunga yang kurang bermanfaat. Padahal, kalau mau dimanfaatkan, halaman rumah bisa menjadi sumber pendapatan.

Selain itu untuk konteks Aceh, kemiskinannya berbeda dengan orang-orang yang ada di Jakarta. Di Aceh, orang miskin tapi punya lahan. Di Jakarta, orang-orang miskin tidak punya lahan.

“Orang kita Aceh malas berkarya. Padahal, kita lihat di televisi banyak keluarga-keluarga di Jawa yang memanfaatkan halaman rumah sebagai tempat untuk menghasilkan uang. Walau kecil secara angka rupiah, namun tetap produktif,” sebutnya membandingkan.

Kepada pemerintah daerah, Sonny berharap agar mampu membuka mata dan cakrawala berpikir masyarakat Aceh tentang hal ini. Sehingga kedepan, Aceh tidak lagi menjadi daerah yang tetap mendapatkan rangking besar dalam hal kemiskinan.

Mengapa tidak lahan-lahan kosong seperti tanah waqaf, lahan tidur dan lain sebagainya dimanfaatkan dengan benar sehingga bernilai ekonomi. Walapun pemerintah tidak sanggup menyediakan modal awal, namun setidaknya pemerintah mau menyediakan pendamping yang bisa diambil dari orang-orang dinas terkait. Sudah tidak zamannya lagi alasan tak ada uang jalan, kalau memang kemiskinan ini mau dientaskan. (The Globe Journal)

Leave a Reply