Jakarta, Kompas – Tumbuhnya kelas menengah yang luar biasa besar membuat pertumbuhan Indonesia berpeluang loncat dari negara berkembang menjadi negara maju. Namun, kemampuan untuk loncat itu harus dipersiapkan dari sekarang agar saat kemampuan kelas menengah ini menurun kita sudah menjadi negara maju.
Momentum ini harus dimanfaatkan karena, apabila terlambat, kondisi ini akan sulit untuk diperbaiki. Kondisi seperti ini dikenal sebagai jebakan kelas menengah.Filipina dan Argentina menjadi contoh negara yang mengalami jebakan kelas menengah. Namun, Korea Selatan berhasil memanfaatkan momentum pertumbuhan kelas menengah dengan memperkuat diri di bidang elektronik dan otomotif. Sekarang Korea Selatan menjadi negara maju.
Budi Tirtawisata, CEO Panorama Group, di Jakarta, Kamis (4/10), mengatakan, pariwisata bisa menjadi kendaraan bagi Indonesia untuk naik kelas menjadi negara maju. ”Begitu banyak potensi wisata yang bisa digarap dan dijual. Kami sudah membuktikan itu. Namun, potensi itu butuh infrastruktur dan dukungan penuh dari pemerintah,” kata Budi.
Sementara itu Prof Ahmad Erani Mustika, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance mengatakan, kemampuan untuk pindah menjadi negara maju sangat tergantung pada dua hal. Pertama, komitmen pemerintah pada penghargaan atas hak intelektual. ”Pembajakan produk sangat tinggi dan dibiarkan oleh pemerintah. Akibatnya, banyak orang kreatif malas berinovasi,” kata Ahmad.
Kedua, masalah kepastian hukum. Investor akan berani menanamkan modal dalam jangka panjang apabila ada kepastian hukum. ”Sulit bagi investor untuk menyusun strategi usahanya jika peraturan selalu berubah,” ujarnya.
Kendaraan yang bisa dipakai Indonesia untuk maju, menurut Ahmad, adalah industri olahan. ”Selama ini kita selalu mengekspor bahan baku mentah. Di luar negeri, bahan baku itu diolah dan dikemas ulang. Dengan diolah, kita mendapatkan nilai tambah yang lebih besar.”
Sementara ekonom Cyrillus Harinowo mengatakan, masih terlalu dini untuk memikirkan jebakan kelas menengah. ”Saat ini kita masih berada dalam tahap ekspansi hingga tahun 2016. Kita manfaatkan periode ini dengan baik supaya dinamisme pelaku usaha terus terbangun. Korea sendiri baru mengalami pertumbuhan tinggi setelah 11 tahun,” kata Harinowo. (arn)
Source : Kompas.com
Posted with WordPress for BlackBerry.