Home > News > Feature > Ekonomi Aceh 2009 Suram ?

Ekonomi Aceh 2009 Suram ?

Bagaimana pendapat anda terhadap perkembangan ekonomi di tahun 2009? Menjadi lebih baik atau menjadi lebih buruk? Sama-sama kita berharap ekonomi tahun ini jauh lebih baik dari tahun 2008 lalu. Apalagi di tahun baru kemarin banyak diantara kita yang membuat resolusi, seperti mendapat penghasilan tiga kali lipat dari sebelumnya  sehingga bisa membeli laptop model terbaru. Namun perhatikan juga beberapa kegiatan ekonomi diakhir 2008, beberapa gerai terkenal, mahal dan prestisius, yang pelanggannya banyak expatriat (pekerja asing) terpaksa gulung tikar. Beberapa diantaranya adalah Caswell, Pizza House, dan Papa Ron Pizza. Kabarnya pemasukan yang mereka peroleh belakangan ini tidak menutupi biaya operasional. Indikasi lain yang menunjukkan semakin sulitnya perekonomian mungkin adalah semakin banyak bekas pekerja NGO internasional ataupun UN (United Nation, lembaga PBB) yang mencari pekerjaan setelah kontrak lama berakhir. Mereka harus berusaha lebih keras demi mendapatkan pekerjaan baru setelah sebelumnya bekerja dengan sangat nyaman.  

Pasca tsunami hingga tahun kemarin, tersedia begitu banyak pekerjaan di Aceh, umumnya di lembaga kemanusiaan baik local maupun internasional. Teringat masa-masa awal tsunami, sebuah lembaga UN yang bergerak dibidang pemberdayaan anak-anak sampai menempelkan iklan lowongan kerja pada kaca belakang mobil operasionalnya. Pemuda-pemuda Aceh yang berpendidikan dengan sangat mudah loncat dari satu lembaga ke lembaga lain hanya dalam hitungan bulan. Banyaknya pekerjaan yang tersedia memberikan pengaruh yang bagus bagi perekonomian Aceh. Muncul kegiatan-kegiatan pendukung seperti usaha rental rumah, kamar kost, warung makanan, penyalur laptop dan sebagainya. Namun kini semuanya perlahan-lahan berakhir, kita menghadapi tahun 2009 dengan penuh tanda tanya. Beberapa fakta miris dapat kita ungkap sehingga memberikan gambaran lebih jelas. Dengan harapan dapat dilakukan antisipasi langkah kedepan yang harus diambil untuk perbaikan ekonomi.

Laporan ekonomi Bank Dunia menyatakan produksi minyak Aceh menurun secara dramatis setiap tahunnya. Padahal sektor ini memberikan sekitar 20% pendapatan bagi Aceh. Dana migas yang dikembalikan ke Aceh terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Kemudian laporan ini juga menyebutkan tingkat pengangguran masih tinggi yaitu 9%. Selain laporan Bank Dunia, laporan yang dibuat oleh Badan Investasi dan Promosi menyebutkan sejak tahun 2001 hingga kini tidak ada satupun calon investor yang merealisasikan MoU yang sebelumnya diteken penuh kemeriahan. Sekedar gambaran, hingga November 2008 tercatat rencana investasi penanaman modal Asing (PMA) sebesar US$ 1.336.300.000, mengalami kenaikan sebesar 97% dari rencana tahun sebelumnya tetapi nihil realisasi. Dalam daftar calon investor tahun 2008 tercantum 17 PMA dari berbagai negara.

Sejauh ini belum ada catatan resmi tentang berapa nilai eksport yang Aceh lakukan. Selama ini eksport barang selalu dilakukan melalui Medan karena Aceh tidak mempunyai sarana yang memadai dan terhalang oleh kebijakan pusat. Nilai eksport diperkirakan terus menurun, apalagi kini permintaan dunia terhadap komoditas rendah karena krisis ekonomi global. Situasi seperti ini menyebabkan sektor industri mengalami kesulitan memasarkan produk-produknya. Sebagus apapun barang yang dihasilkan jika tidak ada pembelinya maka akan sia-sia saja jadinya.

Ada sedikit aktivitas ekonomi yang menggembirakan di awal tahun 2009. Kita menyaksikan sebuah perusahaan asal Cina membuka workshop perakitan sepeda motor di Ladong, dekat Krueng Raya Aceh Besar. Bisa jadi mereka terinspirasi dengan fakta bahwa tingkat pembelian sepeda motor di Aceh meningkat pesat dari tahun ke tahun. Data dari Dinas Pendapatan Daerah Aceh menunjukkan terjual lebih 500.000 unit kendaraan bermotor hingga Juni 2008 lalu. Tapi harap diingat, banyak pembeli sepeda motor memakai system kredit alias menyicil karena aplikasi kredit semakin mudah dengan hadirnya banyak perusahaan pembiayaan (leasing). Investasi pada sektor industri bertolak belakang dengan laporan Bank Dunia yang menyatakan sector pertanian lah yang dapat diandalkan karena terus mengalami pertumbuhan sebesar 3,4%. Mungkin lebih baik jika investasi dibidang pertanian saja dilakukan.

Tidak ada gunanya berharap pada investor asing atau berharap pada eksport apalagi berharap menemukan lading minyak baru dalam perut bumi. Harapan satu-satunya tinggal pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) sebagai stimulus perekonomian. Pada tahun 2009, panitia anggaran DPRA dan Tim anggaran Pemerintah Aceh sepakat mengusulkan anggaran sebesar Rp9,791 triliun untuk membangun Aceh menuju negeri yang makmur. Dengan uang raksasa ini pertanyaan selanjutnya adalah berapa banyak uang yang akan menggerakkan perekonomian Aceh? Dan berapa banyak uang kembali ke masyarakat ? Dari penelusuran ditemukan bahwa Dinas yang mendapat porsi terbesar anggaran adalah Dinas Bina Marga dan Cipta Karya, sekitar 22%. Mengalahkan Dinas Pendidikan Nasional yang hanya sekitar 14%, padahal sesuai dengan amanat UU PA harusnya sebesar 20%. Ini berarti uang terbanyak akan digunakan untuk membangun infrastruktur yang membutuhkan banyak kontraktor, segolongan kecil orang kaya di Aceh. Sedangkan material yang digunakan untuk proyek masih didatangkan dari luar berarti duit dibelanjakan ke luar Aceh pula.

Apa jenis kegiatan ekonomi yang dapat diharapkan untuk meningkatkan ekonomi? Jika di luar negeri atau di luar  Aceh, mereka mempunyai aktivitas ekonomi yang spesifik, yang tidak mengandalkan pada sumber daya alam yaitu industri kreative. Industri kreative ini sangat mengandalkan kreativitas manusia-manusia yang terlibat di dalamnya seperti desain interior, kaos, Teknologi Informasi, perfilman dan banyak lagi lain. Industri kreative menggerakan uang dalam jumlah yang sangat besar dan menampung tenaga kerja yang juga besar. Namun sayangnya industri creative seperti ini belum banyak muncul di Aceh

Situasi sekarang ini menggambarkan ekonomi suram Aceh kedepan. Tetapi kita harus yakin masih banyak orang-orang yang sungguh-sungguh bekerja dan berusaha keras mencari cara dan meningkatkan perekonomian Aceh. Sepertinya dalam waktu singkat kita harus segera membangun perekonomian Aceh yang kuat atau Aceh  akan kehilangan moment. [M.Nizar Abdurrani]

You may also like
Demokrat, PNA dan PAN Dikabarkan Usung Irwandi dan Nova Iriansyah
A Fork in the Road for Aceh
Pentingnya Posisi Aceh dalam Politik Nasional
Scenarios for Aceh’s turning point

Leave a Reply