New York – Harga emas mencapai rekor tertinggi selama ini pada Selasa waktu setempat, karena dolar jatuh di tengah laporan tentang rencana negara-negara Teluk menghentikan penggunaan greenback dalam perdagangan minyak. Demikian dilansir oleh Antaranews yang mengutip AFP, Rabu (7/10).
Emas mencapai 1.045,00 dolar per ons di New York Mercantile Exchange pada akhir perdagangan. Jam-jam sebelumnya di London Bullion Market, emas naik ke 1.043,78 dolar mengalahkan rekor tertinggi sebelumnya 1.032,70 dolar per ons pada Maret 2008.
Analis logam mulia Barclays Capital, Suki Cooper mengatakan, pelemahan dolar tampaknya terkait dengan laporan pembicaraan rahasia tentang minyak akan dihargakan dalam sekeranjang mata uang termasuk emas, bukan dolar.
Ini “telah menambah keprihatinan tentang peran masa depan dolar di pasar keuangan internasional,” kata Cooper. Negara-negara Arab telah meluncurkan langkah-langkah dengan China, Rusia, Jepang dan Perancis untuk menghentikan penggunaan dolar dalam perdagangan minyak, harian Inggris The Independent melaporkan Selasa, namun laporan itu ditolak oleh Kuwait, Qatar dan lainnya.
Emas, dipandang sebagai investasi “safe haven”, telah memenangkan kembali keuntungannya dalam beberapa bulan karena ekonomi global berjuang keluar dari kemerosotan terburuk dalam beberapa dasawarsa.
Kenaikan harga emas sebagian besar didorong oleh kelemahan dalam dolar, yang membuat komoditi yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pemegang mata uang kuat, sehingga mendorong permintaan.
Emas juga memenangkan dukungan dari kekhawatiran tentang inflasi yang lebih tinggi karena logam secara luas dianggap oleh investor sebagai tempat penyimpan nilai yang aman.
Konsultan logam mulia GFMS bulan lalu memperingatkan bahwa trend ke atas saat ini pada emas mungkin tidak berkelanjutan karena paket stimulus global gagal untuk meningkatkan permintaan yang lesu dalam ekonomi dunia dan sebagai hasilnya inflasi turun.
Para pemimpin Kelompok 20 negara-negara maju dan berkembang pada pertemuan puncak di Pittsburgh baru-baru ini setuju tidak untuk memutar kembali langkah-langkah stimulus besar membantu mengatasi resesi global yang parah.
M.Nizar Abdurrani/The Globe Journal
New York – Harga emas mencapai rekor tertinggi selama ini pada Selasa waktu setempat, karena dolar jatuh di tengah laporan tentang rencana negara-negara Teluk menghentikan penggunaan greenback dalam perdagangan minyak. Demikian dilansir oleh Antaranews yang mengutip AFP, Rabu (7/10).
Emas mencapai 1.045,00 dolar per ons di New York Mercantile Exchange pada akhir perdagangan.
Jam-jam sebelumnya di London Bullion Market, emas naik ke 1.043,78 dolar mengalahkan rekor tertinggi sebelumnya 1.032,70 dolar per ons pada Maret 2008.
Analis logam mulia Barclays Capital, Suki Cooper mengatakan, pelemahan dolar tampaknya terkait dengan laporan pembicaraan rahasia tentang minyak akan dihargakan dalam sekeranjang mata uang termasuk emas, bukan dolar.
Ini “telah menambah keprihatinan tentang peran masa depan dolar di pasar keuangan internasional,” kata Cooper.
Negara-negara Arab telah meluncurkan langkah-langkah dengan China, Rusia, Jepang dan Perancis untuk menghentikan penggunaan dolar dalam perdagangan minyak, harian Inggris The Independent melaporkan Selasa, namun laporan itu ditolak oleh Kuwait, Qatar dan lainnya.
Emas, dipandang sebagai investasi “safe haven”, telah memenangkan kembali keuntungannya dalam beberapa bulan karena ekonomi global berjuang keluar dari kemerosotan terburuk dalam beberapa dasawarsa.
Kenaikan harga emas sebagian besar didorong oleh kelemahan dalam dolar, yang membuat komoditi yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pemegang mata uang kuat, sehingga mendorong permintaan.
Emas juga memenangkan dukungan dari kekhawatiran tentang inflasi yang lebih tinggi karena logam secara luas dianggap oleh investor sebagai tempat penyimpan nilai yang aman.
Konsultan logam mulia GFMS bulan lalu memperingatkan bahwa trend ke atas saat ini pada emas mungkin tidak berkelanjutan karena paket stimulus global gagal untuk meningkatkan permintaan yang lesu dalam ekonomi dunia dan sebagai hasilnya inflasi turun.
Para pemimpin Kelompok 20 negara-negara maju dan berkembang pada pertemuan puncak di Pittsburgh baru-baru ini setuju tidak untuk memutar kembali langkah-langkah stimulus besar membantu mengatasi resesi global yang parah.