Banda Aceh – Seorang jurnalis oposisi dari Burma, Sein Win, 38 tahun, hari ini, Sabtu (11/4) mengunjungi tempat penampungan sementara pengungsi Rohingya yang terletak di Idi Rayeuk Aceh Timur. Kunjungan ini dimaksudkan untuk melihat kondisi pengungsi dan mendokumentasikanya.
“Rohingya merupakan bagian dari bangsa Burma walaupun pemerintah sendiri tidak mengakuinya. Mereka meninggalkan Burma karena mengalami pelanggaran HAM di negeri sendiri,”kata Sein Win. Ia akan merekam kehidupan pengungsi Rohingya kemudian berencana akan menyiarkan rekaman tersebut melalui internet.
Sebagai seorang jurnalis oposisi Burma, Sein Win paham betul apa yang terjadi di negaranya. Kebebasan pers tidak dimiliki oleh media Burma. ”Masyarakat Burma tidak akan bisa menikmati hasil dokumentasi video Rohingya secara terang-terangan tapi mereka masih bisa menontonnya melalui parabola,”ujarnya. Menurutnya terdapat lebih kurang 800.000 warga Rohingya termasuk yang berada di luar Burma sendiri.
Sein Win bekerja sebagai managing director pada media online yang bernama Mizzima, yang berarti ”di tengah”. ”Kami juga menyewa satelit dari Norwegia untuk menyiarkan berbagai program Burma yang tidak mungkin kami siarkan dari dalam negeri,”tuturnya.
Masyarakat Burma diperbolehkan memiliki parabola dan seperti juga di Aceh, warga Burma mempunyai warung teh yang dilengkapi dengan parabola. ”Penduduk disana sangat suka menonton acara sepakbola terutama liga Inggris melalui parabola, sekali-sekali mereka juga menonton siaran ”bawah tanah” (media oposisi-red) yang memberitakan perkembangan terkini negeri,”jelasnya.
Ketika ditanya apa maksud kunjungannya ke Indonesia dan Aceh, Sein Win dengan semangat menjelaskan. ”Tujuan saya datang ke Indonesia secara umum untuk meliput pemilu, sedangkan tujuan khusus saya datang ke Aceh adalah untuk belajar bagaimana pemilu berjalan di Aceh setelah perjanjian damai antara RI dan GAM.”
Ia mengatakan bahwa Aceh dan Burma memiliki banyak persamaan dalam hal tertentu terutama saat Aceh dalam konflik. ”Aceh memiliki sumber daya alam yang luar biasa besar sehingga tidak selayaknya dalam kondisi seperti sekarang,”tukasnya. [M.Nizar Abdurrani]
Burma dan Aceh memang sama2 ditindas oleh militer, hanya saja aceh sudah lumayan bagus karena penindasan berkurang