MEDAN – Perdamaian Aceh perlu dijaga oleh pemimpin Aceh yang kuat, yakni pemimpin yang mampu melewati masa-masa awal paska konflik untuk membawa keadilan bagi rakyatnya. “Minimal, perdamaian Aceh harus dijaga dalam jangka 10 tahun,” kata Jusuf Kalla dalam seminar Aceh Sepakat di Medan, Sabtu 17 Maret 2012.
“Untuk itu sangat penting menjaga perdamaian Aceh dan pemerintah Aceh perlu mewujudkan keadilan. Itu kuncinya, kepemimpinan yang kuat di Aceh,” kata Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla menyampaikan contoh perdamaian di Philipina yang gagal karena pimpinan pemerintahannya tidak berkerja keras untuk rakyatnya. “Akibatnya muncul lagi gerakan pemberontakan,” kata Jusuf Kalla menyebut contoh agar Aceh penting memiliki pemimpin yang kuat.
“Itulah sebabnya Pemilukada Aceh penting karena melalui Pemilukada akan dihasilkan pemimpin yang kuat yang dapat membawa Aceh ke tujuannya yakni keadilan,” kata Jusuf Kalla diujung sambutannya.
Masalah kekinian Aceh, menurut Jusuf Kalla, harus bisa di atasi agar masalah junior tidak menghargai senior teratasi. “Namun yang senior juga mestinya mengayomi junior,” kata Jusuf Kalla.
Menurut Jusuf Kalla, demokrasi penting untuk diterapkan di Aceh. Jika tidak maka Aceh sudah tidak menghormati pandangan tokoh Aceh, Hasan Tiro, yang mempromosikan demokrasi untuk Indonesia.
“Hasan Tiro punya buku Demokrasi untuk Indonesia dan bacalah. Jika tidak diterapkan di Aceh maka itu namanya melawan petunjuk Hasan Tiro,” kata Jusuf Kalla yang bertindak sebagai key note speaker di acara seminar Aceh Sepakat. []
Source : Atjehpost.com