NEW YORK – Kegemukan (obesitas) bisa saja menimbulkan banyak masalah dengan kesehatan seseorang, tetapi hanya sedikit persoalan obesitas bisa menyebabkan orang bunuh diri, ini menurut sebuah laporan studi kesehatan. Demikian dilansir oleh Reuteur kemarin.
Ahli dari Harvard School of Public Health Boston-Amerika, Dr. Kenneth J. Mukamal, mempelajari kasus bunuh diri dan obesitas di Amerika antara tahun 2004 dan 2005. Kenneth menemukan rata-rata seperempat orang dewasa yang dipelajarinya adalah kelompok obesitas berdasarkan indeks berat tubuhnya, dimana hal ini diukur dari perbandingan berat dan tinggi tubuh orang tersebut. Ia juga menemukan, rata-rata 12 kasus bunuh diri tiap 100.000 orang dewasa.
Negara bagian di Amerika Serikat dengan tingkat obesitas yang lebih tinggi ternyata memiliki laju bunuh diri yang lebih rendah dengan menggunakan senjata, gantung diri dan racun.
Umumnya, negara bagian yang mempunyai tingkat obesitas lebih tinggi memiliki tingkat kepemilikan senjata dan orang dewasa yang merokok lebih tinggi serta tingkat pendidikan dan pendapatan yang lebih rendah.
Setelah mempelajari faktor-faktor tersebut, Kenneth menganggap tidak ada pengaruh antara bunuh diri dan obesitas.
Mukamal mengatakan studi lebih lanjut dibutuhkan untuk mengkonfirmasi kaitan dan penyebab hubungan obesitas-bunuh diri. Sebagai contoh, banyak penulis berspekulasi mengatakan racun kurang mematikan bagi orang gemuk karena butuh dosis yang lebih tinggi dan gantung diri bukan hal yang umum karena “gantung diri sulit dan tidak nyaman” bagi orang gemuk.
Penelitian tersebut tidak membuktikan antara penyebab dan efeknya bahkan jika dilakukan studi yang lebih mendalam. “Obesitas banyak memiliki potensi untuk mencegah bunuh diri.”
Banyak orang mati akibat bunuh diri dibanding dibunuh di Amerika, kata Mukamal. Kita sangat sedikit mengetahui cara untuk mencegah bunuh diri. “Selain mengurangi kepemilikan senjata,”tambahnya.