KEPUTUSAN Partai Aceh mengusung pasangan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf sebagai calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada mendatang menimbulkan kontroversi di internal Partai itu. Dukungan terbelah. Sebagian mendukung Zaini-Muzakkir, sebagian lainnya menjatuhkan pilihan pada Irwandi Yusuf yang saat ini masih menjabat Gubernur Aceh.
Sehari setelah nama pasangan itu diumumkan, sejumlah pengurus Partai Aceh langsung bereaksi. “Pasangan Zaini-Muzakir tidak mendapat dukungan mayoritas dari daerah. Ada 20 dari 23 wilayah menolak usulan pimpinan karena kami nilai bernuansa nepotisme,” ujar Linggadinsyah. Karena memprotes keputusan itu, esoknya Linggadinsyah langsung didepak dari jabatannya sebagai Juru Bicara Partai Aceh. Posisinya kemudian diganti oleh Muzakir Abdul Hamid yang merupakan adik ipar Zaini Abdullah.
Hari-hari berikutnya, perpecahan itu kian benderang. Sejumlah Ketua Komite Peralihan Aceh yang tak lain mantan Panglima GAM wilayah pendukung Irwandi memilih menyewa kantor baru dan membiarkan kantor KPA resmi kosong melompong. Kelompok ini dipimpin mantan juru bicara GAM Sofyan Daud.
Ditolak di Partai Aceh, Irwandi tak hilang akal. Mantan juru propaganda Gerakan Aceh Merdeka itu lantas memutuskan kembali maju dari jalur independen. Hanya saja, ia belum punya pendamping. Yang pasti, ia memutuskan ‘talak tiga’ dari pasangannya saat ini: Muhammad Nazar. Sang Wagub pun memutuskan meramaikan bursa calon gubernur meski belum mengumumkan secara resmi.
“Kami (Irwandi dan Nazar) memutuskan maju dalam dua paket terpisah,” ujar Irwandi ketika ditemui Yuswardi A.Suud dari The Atjeh Post di ruang restoran Hotel Hermes Palace di Banda Aceh . Dalam suasana santai dan diselingi tawa, Ia lantas bercerita soal perpecahan di tubuh Partai Aceh. Berikut petikan wawancaranya.
Sudah sejauh mana persiapan untuk maju kembali sebagai calon gubernur?
Tidak perlu persiapan. Saya tinggal calonkan diri. Kalau saya naik dari calon independen saya sudah punya KTP, sudah dikumpulkan oleh orang-orang saya. Sebab untuk pencalonan kali ini, penuhi syarat dulu baru mendaftar. Beda dengan tahun 2006. Itu sudah kita lakukan.
Sudah punya nama untuk calon wakil gubernur?
Calon wagub masih terpendam. Semua calon masih mungkin.
Anda mengatakan nama wakil gubernur akan diambil dari pantai Barat Aceh. Kenapa?
Ini untuk memenuhi prinsip keadilan. Bukan hanya Pantai Barat, tapi juga dari Selatan dan Tengah Aceh. Ini saatnya kita naikkan mereka ke level pimpinan. Kalau jadi wakil sekarang, ke depan mungkin bisa jadi orang nomor satu.
Kabarnya soal nama Wagub ada deal dengan Panglima GAM wilayah yang mendukung anda?
Tidak ada kesepakatan apapun. Karena mereka melihat saya sudah bekerja untuk rakyat, mereka mendukung saya. Ada 16 dari 19 Panglima Wilayah mendukung saya. Memang, Pantai Barat dan Tengah saya mintakan untuk mempersiapkan calon pendamping saya. Nanti saya yang putuskan.
Kapan akan diumumkan?
Segera saya umumkan. Yang lain pun belum mendeklarasikan diri.
Kenapa tidak mungkin lagi berpasangan dengan Wagub Nazar?
Orang wagub ada mendekati saya untuk naik lagi bersama. Bahkan Wagub sendiri pernah minta saya agar jangan maju lagi dan memberi jalan untuknya.
Kenapa tidak mungkin naik dalam satu paket lagi?
Karena memilih kami naik dalam dua paket ha-ha-ha.
Anda yakin naik jalur independen lagi?
Kalau mungkin naik dari jalur independen, saya maju dari jalur itu. Kalau tidak mungkin, saya masih bisa naik dari partai nasional. Di Partai Golkar, saya masuk nominasi, di Demokrat juga masuk. Dari survey kedua partai itu saya di atas.
Hubungan dengan pasangan Zaini Abdullah – Muzakir Manaf bagaimana sekarang?
Dengan dr. Zaini, dari dulu tidak pernah teleponan. Dengan Muzakir, dua hari sebelum pengumuman pencalonan dirinya sebagai Wagub, dia menemui saya di Medan. Dia mengaku bahwa untuk menjadi wakil gubernur bukan porsi dia. Dia juga sudah menjelaskan kepada Mentroe Malek Mahmud lewat orang lain, bahwa dia tidak mau menjadi wakil gubernur karena tidak punya kapasitas untuk itu. Tapi karena dipaksa, sebagai prajurit dia harus ikut atasan. Mualem (Muzakir) merasa dirinya korban dari keinginan politik orang lain. Terakhir ketemu dia di Medan.
Sikap dr. Zaini yang tidak membangun komunikasi apakah ada kaitan dengan Pilkada sebelumnya karena anda mengalahkan pasangan dari Partai Aceh?
Oh..tidak. Mungkin karena beliau tidak punya nomor telepon saya aja ha-ha-ha.
Apakah mereka pernah minta anda jangan naik lagi?
Sampai saat ini mereka tidak minta agar saya jangan naik. Dengan Dr.Zaini memang tidak ada komunikasi sama sekali. Begini, ada indikasi di pihak pimpinan GAM ingin mendikte keputusan. Di masa perang itu, sah-sah saja, tapi di jaman sekarang itu tidak bisa lagi. Padahal dulu kita sudah sepakati bahwa keputusan yang diambil harus demokratis. Padahal di rapat penentuan pasangan itu pun, 20 dari 23 delegasi yang hadir rapat menolak pencalonan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf.
Di partai Aceh saya majelis tinggi. Saking tingginya kaki tidak menjejak di tanah. Tapi bagi saya, saya tetap kampanye di Partai Aceh. Saya kampanye di Benar Meriah, di atas dua bom yang dipasang di bawah podium. Masalah tidak meledak itu urusan Tuhan. Waktu itu, saya terpaksa lari ke Kuala Lumpur malam-malam, karena keluar darah dari kotoran.
Apa reaksi anda seandai dr.Zaini atau pimpinan GAM lain meminta anda jangan maju lagi?
Kan saya tanya apa alasannya. Apa kegagalan saya selama ini. Kalau dibilang saya tidak bantu Mentroe Malek mahmud, saya akan bilang ada. Malah, dibanding untuk ibu sendiri lebih banyak saya kasih untuk Mentroe Malek. Yang lain saya tidak tahu dimana saya gagal. Kalau dibilang MoU Helsinki tidak saya jalankan, ini sedang berjalan. Soal Peraturan Pemerintah sedang diproses. Tidak mungkin kita jalan dengan topi koboi, pake pistol kiri kanan, naik kuda, lalu todong pemerintah pusat bahwa ini besok harus selesai. Bukan begitu caranya. Kalau dipikir begitu caranya, lupakan saja. Seandainya dibilang, kesalahan kamu begini-begitu, mungkin saja saya bisa terima, tapi mungkin juga tidak. Dulu kami disumpah, bahwa perjuangan ini untuk rakyat. Sekarang ini tanya lagi, sebenarnya perjuangan ini untuk siapa, untuk kita atau untuk rakyat?
Source: atjehpost.com
Posted with WordPress for BlackBerry.