VIVAnews – Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak perlu ragu merombak kabinet (reshuffle). Sebab, hasil evaluasi dan sejumlah jajak pendapat, Kabinet Indonesia Bersatu jilid II dinilai kurang cakap.
“Kalau sudah begitu tidak perlu ragu-ragu untuk melakukan perubahan kabinet,” kata Akbar di Jakarta, Kamis 17 Februari 2011.
Menurut Akbar, perombakan kabinet itu juga penting untuk kebaikan presiden sendiri. Maksudnya, bila pembantu-pembantunya kurang performa, program kinerja pun tidak akan jalan. “Reshuffle untuk siapa? Tentu beliau (SBY) ingin tercatat sebagai presiden yang berhasil,” katanya.
Akbar menekankan, sebagai pimpinan dalam sistem presidensial, SBY tidak perlu ragu-ragu mengambil keputusan penting. Terlalu banyak mempertimbangkan koalisi justru membuat presiden tersandera.
Akbar lantas mencontohkan satu kebijakan penting yang dia ambil jelang Pemilu 2004 yakni konvensi Partai Golkar. “Itu saya ambil kebijakan baru dan saya ambil risiko, saya bisa menang bisa kalah. Ternyata memang saya kalah, tapi saya anggap itu sesuatu yang kita bayar untuk pembelajaran politis.”
Menurut Akbar, parameter dalam reshuffle harus digeser dari politik ke parameter kompetensi, kemampuan, dan pengalaman. “Saya pikir tidak perlu lagi terlalu kalkulatif dukungan politik,” ujarnya. (hs)
Source: vivanews.com
Posted with WordPress for BlackBerry.