Home > Education > Political Marketing > Banyak Parpol di Aceh Masih tradisional

Banyak Parpol di Aceh Masih tradisional

BANDA ACEH – Partai politik baik partai nasional dan partai lokal di Nanggroe Aceh Darussalam masih melakukan cara promosi yang tradisonal, sepeti memajang baliho dan spanduk serta mengucapkan selamat saat kegiatan atau perayaan tertentu, tanpa memikirkan stategi untuk menjangkau konsumen (pemilih).

“Seharus parpol mendengar apa kebutuhan konsumen, misalnya di satu daerah tertentu memerlukan sarana penanggulangan banjir, atau ingin memiliki seorang pemimpin yan peduli dan pro terhadap rakyat secara nyata.” kata Fakhrurrazi, kandidat Doktor Ilmu Pemasaran Politik di University Sains Malaysia, tadi siang.

Partai yang akan bertarung pada pemilu 2009 mendatang menurut Fakhrurrazi atau yang akrab di sapa Razi ini harus melakukan riset secara mendalam dan bertanya apa yang diinginkan pemilihnya. “sehingga caleg partai itu tahu apa yang akan diberikan kepada pemilihnya,” kata Razi.

Dosen Fakultas Ekonomi Unsyiah itu menolak anggapan bahwa pemilih di aceh tidak pintar, tidak selektif dan masih tradisional, “Sebenarnya masyarakat Aceh hari ini masih mencari pemimpin alternatif dan rakyat aceh semakin dewasa dalam memilih, kata razi.

Sambil menyebut masyarakat Indonesia sampai hari ini juga masih mencari pemimpin alternatif. Karena itu untuk membangun kepercayaan kepada produk partai (caleg) membutuhkan waktu yang lama dan mendalam, tidak secara instan seperti sekarang, di mana partai politik lewat calegnya memajang poster, sepanduk dan baliho tanpa memberikan pendidikan kepada pemilihnya.

Langkah inilah yang menurut Razi dilakukan oleh caleg partai politik di aceh, ” ini sebuah langkah keliru yang di ambil partai dan calegnya,”kata Razi

kalau pun mereka terpilih dengan kerja politik hari ini maka hasilnya akan kembali mengecewakan seperti yang sebelumnya, dimana politisi tidak berpihak pada rakyat, “dan para politisi ini tidak boleh disalahkan karena mereka dipilih bukan dengan proses yang baik pula,” Kata Razi.

Untuk meraih kemenangan pada pemilu mendatang diperlukan langkah stategis dan jitu agar partai dapat di ingat dan dikenali (positioning), kondisi ini membutuhkan waktu yang lama dan konsisten, “Ini tidak mudah dan butuh pengorbanan, asal jangan mengulang kerja masa lalu untuk kepentingan sekarang, ini akan mendapat penilaian tidak ikhlas dari pemilih.” kata Razi.

Contoh kecil penilaian tidak ikhlas itu adalah menyebutkan kelompok mereka atau partainya adalah orang yang berjasa di masa penanganan tsunami di Aceh, atau merekalah yang memprakarsai damai di aceh. “ini sama sekali tidak ikhlas, sehingga promosi ini akan berdampak negatif bagi pemilih.” kata Razi.

Akan sangat beruntung suatu partai apabila memiliki caleg yang sudah melakukan kerja sosial dan politik secara ikhlas serta dikenal sejak lama oleh masyarakatnya. “Saya yakin kalau partai miliki sosok caleg seperti ini maka dia akan menang,” ungkapnya. (eln/b32)

Source : Waspada Online

You may also like
Indonesia Bertabur Partai, Hanya 8 yang Siap Hadapi Pemilu
Sistem Suara Terbanyak Perlemah Kelembagaan Partai
Perdamaian Aceh di ujung tanduk
Partai Keadilan Sejahtera: Mosaik Pluralitas Muslim Perkotaan

Leave a Reply