BANDA ACEH- Sebagai mantan Ketua Umum Golkar, Akbar Tanjung tahu benar peta politik nasional. Dialah yang kukuh mempertahankan Golkar agar tak oleng ketika rezim Soeharto runtuh. Kini, meski tak lagi menjabat Ketua Umum, Akbar adalah sesepuh yang sering dimintai pendapatnya di partai beringin itu. Sore tadi, Risman A Rahman berkesempatan mewawancarai Akbar Tanjung untuk The Atjeh Post: dari isu politik lokal hingga nasional. Berikut petikannya.
Risman A Rahman: Kekuatan Partai Golkar di bawah pimpinan Aburizal Bakrie berhasil menggeser posisi Partai Demokrat. Hasil survey terakhir Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menunjukkan Golkar mampu meraih 18,2 persen pemilih, sementara Demokrat 16,5 persen. Secara politik ini pertanda apa menurut Bang Akbar?
Akbar Tanjung: Dengan adanya 18,2 % suara itu menandakan Golkar mempunyai peluang untuk meraih sebagai pemenang pada pemilu 2014, tapi kita harus dapat merawat dan memimpin iklim yang kondusif ini.
Survei itu juga kita pahami sering kali persuasif untuk kondisi saat ini, tapi bisa saja untuk pemilu 2014 berubah. Tugas Golkar adalah bagaimana merawat iklim yang kondusif ini hingga 2014.
Menurut saya, untuk merawat itu ada 3 hal penting, pertama konsolidasi harus terus dijaga dan diperjuangkan. Dijaga supaya infrastruktur organisasi itu bisa terus bisa berfungsi secara efekstif.
Kedua, melaksanakan program kaderisasi secara terus menerus dan berkesinambungan hingga 2014, karena kaderisasi inilah yang akan mejadi kekuatan inti dan penggerak serta ujung tombak dari partai. Ketiga, Golkar harus secara proaktif menyuarakan aspirasi kepentingan-kepentingan rakyat dan masyarakat dimanapun, baik di pusat maupun didaerah. Ini juga sejalan dengan motto Golkar, yaitu Suara Golkar, Suara Rakyat.
Jika ketiga hal ini bisa dilakukan dengan sungguh-sungguh maka Golkar akan dapat meraih sebagai pemenang pada pemilihan 2014.
Dalam konteks keacehan, SBY beberapa waktu lalu menghimbau semua pihak menghormati kekhususan aceh dalam kontek undang-undang Pemerintahan Aceh, bagaimana Akbar menanggapi kisruh politik saat ini?
Kita semua tentu menghormati semua produk-produk legislatif dalam bentuk perundang-undangan, baik undang-undang maupun qanun yang ada di Aceh, karena qanun itu pastilah representasi aspirasi daripada masyarakat aceh.
Kedua, kita juga menginginkan Aceh damai. Dengan adanya suasana damai yang telah didapat Aceh dalam beberapa tahun ini harus kita jaga.Untuk meningkatkan kesejahteraan, pembangunan, kualitas SDM di Aceh itu hanya mungkin jika suasananya damai dan kondusif.
Terus terang saja, saya menangkap suasana yang ada saat ini belum kondusif. suasana yang kondusif mendukung suasana iklim damai ini, itu lebih dilakukan prioritas. Karena kalau misalnya suasana damai yang dibutuhkan kelompok untuk menjamin kesejahteraan Aceh ke depan, saya pikir itu hal yang penting. Dan saya pikir tidak salah kalau itu kita jadikan prioritas.
Terkait paradigma partai Golkar saat ini, kami dari pusat memahami betul apa langkah-langkah yang diambil partai Golkar di Aceh dengan tidak mengajukan calon, karena kita lebih mementingkan suasana damai yang kondusif bagi kemajuan dan kesejahteraan Aceh.
Dulu, abang pernah bilang di Prespektif Wimar, walaupun saya orang lama tapi saya bisa kasih harapan baru. Jika itu diterjemahkan pada saat ini kira-kira gagasan terbaru untuk Golkar seperti apa?
Secara emosional saya tidak bisa dipisahkan dari Golkar apalagi Golkar dalam era reformasi, karena saya memahami betul bagaimana situasi dan kondisi yang kami hadapi pada tahun-tahun 1998 -1999.
Golkar pada masa itu mengalami situasi yang amat berat, dimana Golkar dihujat dan dicaci maki, bahkan ditempat-tempat tertentu Golkar ditekan secara fisik. Di mana kantor Golkar dirusak dan orang-orang Golkar dikejar-kejar, termasuk saya sendiri. Oleh karena itu saya tidak bisa lepas dari suasana itu.
Karena itu saya sangat berkepentingan bahwa Golkar dalam era reformasi ini, tidak selalu mempunyai posisi yang signifikan dalam perpolitikan.
Terus terang saja saya sedih pada tahun 2009 Golkar menurun, padahal tahun 1998-1999 betul-betul habis-habisan menjaga Golkar agar bisa bertahan, bisa sukses, dan alhamdulillah bisa menang.
Maka untuk tahun 2014, saya dan saudara Abu Rizal sudah bertekad akan kembali memperjuangkan dengan bersungguh-sunggguh agar Golkar kembali meraih sebagai pemenang.
Bagaimana caranya? Saya sudah jelaskan 3 faktor tadi, dan kemudian sebagai kekuatan politik maka ada 2 dimensi yang penting, yakni dimensi yang berkaitan dengan berkesinambungan dan dimensi yang berkaitan dengan pembaharuan.
Berkesinambungan artinya prinsip-prinsip dasar yang menjadi dasar plafon partai Golkar yang harus terus kesinambungkan, tapi Golkar harus mampu menyesuaikan diri dengan suasana perubahan–perubahan. Untuk itu, Golkar pun kedepan nanti jika ada perubahan-perubahan harus bisa beradaptasi dalam perubahan-perubahan itu, dengan tidak menghilangkan prinsip-prinsip dasar daripada perjuangan Golkar.
Baru-baru ini Bang Akbar mengatakan agar SBY tidak mencopot Fadel Muhammad dari menteri. Sayangnya, Fadel sudah dicopot. Apakah ini pertanda ada misteri politik di diri SBY atau di lingkungan SBY? Apakah Abang melihat SBY sedang mencoba menggoyang perahu Partai Golkar yang sedang stabil dan melaju kencang?
Saya agak terkejut juga dengan pencopotan itu. Soalnya Fadel bukan menteri yang buruk. Prestasinya sebagai menteri cukup bagus. Untuk itu SBY perlu menjelaskan kenapa Fadel dicopot. Tentu saja jika tidak secara terbuka, SBY bisa menjelaskan secara langsung ke Fadel.
Boleh tau nasehat terkini Abang terhadap Ical (Aburizal Bakrie)?
Saya harapkan kepada Ical, dia betul-betul dia bersama-sama dengan kami memajukan Golkar dan lebih fokus kepada upaya-upaya kita untuk menyukseskan partai, terutama sukses kaderisasi dan sukses memperjuangkan aspirasi rakyat. Kalau kita bisa berfokus pada itu dalam satu dua tahun ini Insya Allah kita akan meraih sukses dalam pemilu 2014 dan juga pada pemilihan presiden nantinya.[]
Source : Atjeh Post
Posted with WordPress for BlackBerry.