Jakarta, Kompas – Mencetak kader partai politik yang militan untuk penugasan di lembaga legislatif dan eksekutif merupakan pekerjaan tidak sederhana. Upaya itu dapat diraih oleh parpol dengan terus melakukan konsolidasi dan pendidikan kader.
Demikian dikatakan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri, Sekretaris Sekretaris Jenderal Partai Gerakan Indonesia Raya Ahmad Muzani, dan Sekretaris Jenderal PDI-P Tjahjo Kumolo, secara terpisah pada Rabu (3/10) dan Kamis (4/10).”Pengalaman menunjukkan, konsolidasi dan kaderisasi adalah hal yang sulit,” kata Megawati di hadapan sekitar 1.000 orang kader partainya di Ambon, Maluku, Rabu.
Ahmad Muzani, kemarin, menuturkan, partai politik memang telah banyak melakukan kaderisasi sebagai sebuah kegiatan. Namun, kaderisasi itu umumnya masih gagal dalam membentuk kader yang sesuai dengan karakter dan budaya partai.
”Dibutuhkan waktu yang lama untuk membentuk kader yang sesuai dengan budaya dan karakter partai. Ini membuat partai sering tidak sabar hingga terpancing memakai jalan pintas untuk kepentingan jangka pendek seperti memenangkan pemilu atau pilkada. Misalnya, merekrut tokoh dari luar partai,” papar Muzani.
Menurut Tjahjo Kumolo, seorang tokoh atau sosok terkenal di sebuah partai politik akan berpengaruh besar seperti meningkatkan elektabilitas partai jika tokoh itu punya akar dan dikenal masyarakat, serta memiliki rekam jejak yang baik.
Pernyataan ini diungkapkan Tjahjo ketika ditanya pengaruh dari bergabungnya tokoh seperti mantan Panglima TNI Endriartono Sutarto ke Partai Nasional Demokrat.
Menurut Tjahjo, sejumlah tokoh juga berniat bergabung kePDI-P. Dari 27.350 calon anggota legislatif yang dibutuhkan PDI-P di Pemilu Legislatif 2014, direncanakan sekitar 25 persen di antaranya tokoh luar partai.
”Karena ketokohannya, sosok dari luar partai itu diharapkan lolos menjadi anggota legislatif. Mereka terutama diharapkan dapat mengisi daerah yang sekarang PDI-P belum punya wakil di DPR. Daerah itu adalah Aceh, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Bengkulu, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Sulawesi Barat,” papar Tjahjo.
Namun, menurut Tjahjo, para tokoh itu tetap akan diseleksi dan kehadirannya tidak boleh mengganggu senioritas dan kaderisasi di partai.
Untuk dapat menjadi caleg, para tokoh itu juga harus memenuhi sejumlah syarat seperti paling tidak telah memiliki kartu tanda anggota partai selama satu tahun. Mereka juga harus mengikuti psikotes di internal PDI-P, punya rekam jejak baik, dan punya kesamaan ideologi dengan PDI-P.
”Jadi, jika kami merekrut artis jadi caleg, seperti Rieke Dyah Pitaloka dan Dedy Gumelar, itu bukan karena keartisannya, tetapi karena kualitas orangnya,” ujar Tjahjo.
PDI-P, menurut Tjahjo, akan mengumumkan nama-nama tokoh yang baru bergabung itu pada tahun 2013, yaitu ketika mereka sudah lolos seleksi untuk menjadi caleg. (NWO)
Source : Kompas.com
Posted with WordPress for BlackBerry.