BANDA ACEH – Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar mengungkapkan, menjelang pelaksanaan pemilu legislatif, 9 April mendatang, delapan dari 23 kabupaten/kota di Aceh terindikasi masuk dalam kategori daerah rawan intimidasi. Kedelapan daerah itu, sebutnya, adalah Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Barat Daya, Aceh Barat, Bener Meriah dan Aceh Tenggara
Hal itu disampaikan agub kepada Serambi, Selasa (31/3) sepulang dari kunjungan kerjanya ke sejumlah kabupaten/kota dalam rangka evaluasi situasi dan kondisi Aceh secara menyeluruh menjelang pemilu tahun inig.
Delapan kabupaten itu digolongkan dalam kategori daerah rawan intimidasi, kata Nazar, dapat dilihat dari berbagai hal. Antara lain, tidak semua bendera dan umbul-umbul parpol terpasang di daerah itu dan peserta kampanye minim karena masyarakat takut akibat intimidasi dari kelompok tertentu.
Kondisi di delapan daerah itu, menurutnya, sangat berbeda dengan di 15 kabupaten/kota lainnya. Di Banda Aceh misalnya, partai mana saja yang melakukan kampanye, tak ada orang yang mengganggu, mengancam, atau mengintimidasinya. Demikian juga dengan pemasangan bendera. Di Banda Aceh, hampir semua partai baik parnas maupun parlok memasang benderanya di berbagai sudut kota.
“Tapi di delapan daerah itu, hanya ada bendera dan foto calon legislatif dari beberapa parpol saja yang terpasang di pinggir jalan negara hingga ke jalan desa. Sementara yang lainnya tidak,” ungkap Wagub.
Kalau kondisinya sudah sedemikian kurang sehat, ia khawatir pada hari pemilihan nanti, tekanan terhadap masyarakat yang akan memilih akan meningkat. Karena itu, Wagub mengimbau masyarakat untuk berani melawan ancaman dan intimidasi oleh kelompok tertentu dengan maksud untuk memenangkan partai dan caleg itu. Sebab, tegasnya, kehadiran partai lokal di Aceh sesuai dengan MoU Helsinki itu adalah untuk semua masyarkat Aceh.
Sesuai dengan azas pemilu, kata Wagub, rakyat bebas menetukan pilihannya pada pemilu nanti, tanpa ada tekanan atau intimidasi dari pihak manapun. “Masyarakat harus berani melawan intimidasi dan sudah saatnya memilih caleg yang cerdas dan berpihak kepada rakyat, jika masyarakat Aceh ingin daerahnya lebih maju dari sebelumnya,” pungkasnya.(her)
Source : Serambi Online, 1 April 2009