Jakarta, Kompas – Sejumlah partai politik menengah terus berupaya mengantisipasi kemungkinan kenaikan ambang batas parlemen menjadi 5 persen pada Pemilihan Umum 2014. Mereka pun berupaya menggandeng parpol nonparlemen. Langkah itu diyakini dapat meningkatkan suara.
Upaya itu, antara lain, dilakukan pimpinan Partai Amanat Nasional (PAN), Sabtu (6/11) malam, dengan bertemu pimpinan tujuh parpol yang tidak mendapat kursi di DPR. Ketujuh partai itu adalah Partai Demokrasi Pembaruan, Partai Persatuan Daerah, Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia, Partai Pelopor, Partai Matahari Bangsa, Partai Indonesia Baru, dan Partai Penegak Demokrasi Indonesia.
Ketua DPP PAN Bima Arya Sugiarto, Minggu, menjelaskan, dalam pertemuan itu antara lain disepakati bahwa mereka akan berupaya agar gabungan parpol dapat diterima sebagai peserta Pemilu 2014.
”Jika opsi itu tidak diterima, kami akan memikirkan opsi lain, seperti delapan partai itu akan maju sendiri, tetapi sebelumnya ada kesepakatan bersama bahwa nanti akan bergabung di DPR. Opsi lain yang dipikirkan adalah adanya partai induk,” kata Bima.
Langkah itu dilakukan tidak hanya agar mereka dapat lolos dari kemungkinan naiknya ambang batas parlemen menjadi 5 persen, tetapi juga untuk memperkecil jumlah suara yang hilang.
Dengan ambang batas parlemen 2,5 persen di Pemilu 2009, ada 18 juta suara yang hilang. Jika ambang batas dinaikkan menjadi 5 persen, seperti wacana sejumlah partai besar, yaitu Partai Demokrat, Partai Golkar, PDI-P, dan Partai Keadilan Sejahtera, suara yang hilang diperkirakan bisa mencapai 36 juta.
Sekretaris Jenderal Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Ahmad Muzani menuturkan, kemungkinan ada sembilan parpol yang akan melebur ke partainya di Pemilu 2014. Enam di antaranya adalah Partai Buruh, Partai Merdeka, Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia, PNI Marhaenisme, Partai Kedaulatan, dan Partai Sarikat Indonesia. Tiga partai lainnya akan diumumkan saat ulang tahun Gerindra pada Februari 2011.
Sembilan partai itu, lanjut Muzani, sekarang masih berdiri sendiri-sendiri karena mereka memiliki kursi di DPRD. Namun, menjelang Pemilu 2014, mereka akan melebur ke Gerindra. ”Kompensasi partai yang melebur, calegnya akan dimasukkan dalam daftar caleg Partai Gerindra,” kata Muzani.
Terkait dengan gerakan konfederasi parpol itu, Partai Golkar tidak khawatir. Partai Golkar pun membuka pintu bagi parpol mana pun yang akan bekerja sama. Sejumlah parpol telah menjalin komunikasi politik yang intens dengan Partai Golkar. ”Tapi, janganlah kami yang menyebutkan (parpol yang mendekat ke Partai Golkar),” kata Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso seusai diskusi pemilu kepala daerah di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu.
Menurut Priyo, gagasan konfederasi dinilai memperkaya pemikiran terkait revisi paket undang-undang bidang politik. Hanya saja, Partai Golkar akan mematangkan sistem politik secara menyeluruh. Partai Golkar tetap berpandangan gagasan meningkatkan ambang batas parlemen menjadi minimal 5 persen.
Didik Supriyanto dari Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi menyatakan, gagasan Partai Golkar menaikkan besaran ambang batas parlemen menjadi minimal 5 persen merupakan taktik politik. (DIK/NWO)
Source: kompas.com