Home > Education > Political Marketing > Eep Saefulloh: Pilkada Tangsel, Surplus Sumber Daya Defisit Strategi

Eep Saefulloh: Pilkada Tangsel, Surplus Sumber Daya Defisit Strategi

detikcom – Jakarta, Dua pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Tangerang Selatan, yakni Arsid-Andre Taulany dan Airin-Benyamin bersaing ketat. Bagaimana bisa calon yang didukung oleh gabungan partai-partai besar hanya beda tipis hasilnya dengan partai yang diusung oleh partai-partai gurem?

Menurut pengamat politik yang juga warga Tangerang Selatan, Eep Saefulloh Fatah, banyak faktor yang menyebabkan pasangan Arsid-Andre Taulany bersaing ketat dengan Airin-Benyamin yang masih punya hubungan saudara dengan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.

“Airin tidak bisa dilepaskan dari lingkungan politik di sekitarnya. Dia ipar Gubernur Atut, juga saudara ipar dari beberapa pejabat publik yang menang pilkada di Banten,” kata Eep dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (14/11/2010) pagi. Masyarakat di Tangsel, menurut Eep memahami Airin sebagai satu dinasti. Menurutnya wajar jika ada yang menilai dinasti tersebut belum bisa mensejahterakan rakyat dan belum menunjukkan kepemimpinan yang layak.

Airin, menurut Eep juga tidak bisa membuktikan dia lebih unggul dibandingkan kandidat yang lain. Para kandidat semuanya memiliki kemampuan yang rata-rata. Tidak ada keunggulan komparatif yang menonjol, kecuali ada yang diusung oleh banyak partai dan punya banyak uang.

“Tangsel memiliki kantong pemilih yang kritis baik dari akademisi, aktivis, ataupun mahasiswa. Banyak pemilih muda yang punya akses terhadap informasi. Mereka tidak gampang diprovokasi,” imbuh suami Sandrina Malakiano ini.
 
Selanjutnya, menurut Eep, tidak ada strategi yang mengejutkan yang digunakan oleh Airin. Strategi pemenangan yang dia lakukan masih strategi konvensional. Mislanya menaruh sebanyak-banyaknya atribut kampanye seperti baliho dan poster. “Ini strategi yang konvesional,” ujarnya.

Harusnya strategi yang lebih modern seperti kampanye door to door dilakukan oleh Airin yang notabene didukung oleh partai-partai besar dan di atas kertas harusnya memenangkan lebih dari 80 persen suara. “ini adalah surplus sumberdaya, tapi devisit strategi politik,” Eep mengibaratkan.

Dia menambahkan, kecenderungan pemilih di Tangsel saat ini mencari calon alternatif. Sehingga mereka cenderung memilih calon lain selain calon yang didukung oleh dinasti Ratu Atut Khosiyah.

“Faktor Andre Taulany juga menjadi magnet. Meskipun Andre Taulany selama ini tidak berperan banyak, apalagi dia sangat tidak aktif, tidak ngoyo dan nothing to loose,” imbuhnya.

Sebagai warga Tangsel, Eep mengaku tidak ikut nyontreng. Karena menurutnya dari semua kandidat tidak ada pasangan calon yang layak untuk dipilih.

“Kebetulan saya tinggal di Tangsel. Sekalipun punya hak suara, kemarin saya tidak gunakan, karena saya merasa tidak ada kandidat yang layak untuk didukung,” ujarnya.

Seperti diketahui, Airin-Benyamin didukung oleh Partai Golkar, Partai Demokrat, PDI Perjuangan, PKS, PAN, PDS, PKB, PPDI dan PKPI. Sementara Arsid-Andre Taulany cuma didukung oleh PPP, PBB, Hanura, dan Gerindra.

Source: detik.com 14 November 2010

You may also like
How Social Media, Microtargeting and Big Data Revolutionized Political Marketing
“Marketing” Politik antara Mesin Politik dan Popularitas Figur
Ini Saran Ahli untuk Melawan Ahok di Pilkada DKI 2017
Pemilukada dan Ketidakberuntungan Pemilih

Leave a Reply