JAKARTA, KOMPAS.com — Elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua, Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, terus menurun. Hasil survei terbaru Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) menunjukkan hal tersebut.
Berdasar hasil survei Puskaptis pertama, perolehan suara SBY-Boediono mencapai 57,39 persen. Angka ini turun menjadi 52,15 persen pada survei kedua dan kembali naik 54,30 persen pada survei ketiga. Lalu, pada survei keempat, angka ini kembali turun menjadi 53,95 persen dan merosot pada survei kelima sebanyak dua poin.
“Tim sukses calon presiden dan wakil presiden sangat memengaruhi perilaku pemilih. Penurunan elektabilitas ini salah satunya diduga dipengaruhi Andy Mallarangeng yang mengusung isu kesukuan,” ujar Direktur Eksekutif Puskaptis, Husin Yazid, dalam Konferensi Pers Puskaptis di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (5/7). Selain itu, penurunan elektabilitas tersebut juga dipengaruhi oleh dugaan pembohongan publik tentang isu pemilu satu putaran itu ilegal.
Suara para swing voter yang diperkirakan berjumlah 5-10 persen, diduga akan mengalir ke dua pasangan capres-cawapres lainnya. Terbukti, lanjut dia, pasangan JK-Wiranto terus merangkak naik. Pada survei pertama Puskaptis (11-17 Mei 2009) pasangan itu memperoleh 12,37 persen suara dari 2.500 pemilih. Pada survei kedua (4-11 Juni) suara mereka naik menjadi 17,20 persen, dan kembali naik 18,13 persen pada survei ketiga (17-24 Juni).
Perolehan ini naik 0,02 persen pada survei keempat (26-30 Juni). Kemudian, terus merangkak naik menjadi 18,27 persen pada survei kelima (2-4 Juli). Peningkatan elektabilitas ini naik di sejumlah lumbung suara, seperti Sulawesi, Jawa, dan Sumatera.
Selain itu, golongan putih diperkirakan juga akan menurun ketimbang pemilu calon anggota legislatif April lalu. Puskaptis memperkirakan jumlah golput berkisar 20-30 persen ketimbang pileg yang mencapai 33 persen.
Survei Puskaptis ini dilakukan di 150 kabupaten, 600 kecamatan, dan 1.000-1.200 desa/keluruhan di 33 provinsi dengan jumlah responden 2.500 orang. Seluruh wilayah tersebut merupakan wilayah yang akan diambil untuk melakukan quick count. Margin of error hasil survei ini tiga persen dengan teknik multistate random sampling.
Source : Kompas.com