Kuala Lumpur, Kompas – Tanpa perdamaian, mustahil pembangunan di Aceh dapat dilaksanakan. Maka, agar Aceh maju dan pembangunan berjalan baik, semua warga wajib mempertahankan perdamaian abadi.
Demikian dikemukakan Dr Hasan di Tiro (83), mantan pendiri dan pemimpin tertinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM), kepada Kompas di Shah Alam, Selangor, Malaysia, Kamis (9/10) petang. Pernyataan ini disampaikan melalui Malik Mahmud, mantan Perdana Menteri GAM, di pengasingan.
Walaupun secara fisik Hasan Tiro masih tampak sehat dan berjalan tanpa tongkat atau harus dipapah, ia mengalami kendala dalam berkomunikasi akibat stroke yang dialaminya beberapa tahun lalu. Pemikiran dan komunikasinya mau tidak mau harus diterjemahkan oleh orang-orang terdekat.
Menurut Hasan Tiro, akibat konflik yang berkepanjangan pada masa lalu, pembangunan di provinsi ini tidak sama dengan di daerah lain. Namun, apa pun masalah yang dihadapi, kepentingan rakyat harus didahulukan, bukan sebaliknya, kepentingan pribadi pemimpin.
Menyangkut perbedaan pendapat dan rasa tidak puas yang muncul di sana-sini, Hasan Tiro mengatakan, itu adalah hal wajar. Terlebih-lebih lagi dalam masa transisi seperti saat ini.
Secara keseluruhan, jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang pernah mengalami konflik bersenjata, kita bersyukur selama tiga tahun setelah tercapainya perdamaian tidak terdengar adanya pelanggaran serius. Ini merupakan suatu prestasi.
Mudik
Hasan Tiro direncanakan mudik ke Aceh Sabtu besok. Ia singgah beberapa hari di Malaysia untuk bertemu dengan teman-teman lama. Selama menginap di Concorde Hotel, Shah Alam, Selangor, sekitar 25 kilometer dari Kuala Lumpur, sejak pagi hingga malam tamu tidak henti-hentinya berkunjung.
Kesibukan bagi persiapan mudik Hasan Tiro tampak luar biasa. Sedikitnya 150 bekas kombatan GAM yang terpilih akan menyertai Hasan Tiro dalam penerbangan ke Aceh. Mereka secara sukarela siap sebagai perisai hidup demi keamanan pemimpinnya.
Menurut rencana, rombongan ini akan meninggalkan Malaysia menuju Banda Aceh dengan dua pesawat terbang carter, Sabtu sekitar pukul 10.00.
Hasan Tiro akan berada di Aceh selama beberapa pekan. Menurut Ustadz Muzakir Hamid, asisten pribadi Hasan Tiro, rencana melihat kampung halaman ini sudah lama diniatkan, tetapi baru sekarang terealisasi.
Hasan Tiro adalah pemimpin karismatik yang sangat dihormati rakyat Aceh. Ia cicit Teungku Syeh Muhammad Saman di Tiro, atau lebih dikenal sebagai pahlawan nasional Teungku Cik di Tiro. Rakyat Aceh umumnya berpendapat, dalam tubuh Hasan Tiro mengalir darah perlawanan Teungku Cik di Tiro.
Tak perlu dikhawatirkan
Kedatangan tokoh tertinggi Gerakan Aceh Merdeka Hasan Tiro ke Aceh harus dilihat dalam kerangka perdamaian, rekonsiliasi, dan reintegrasi. Oleh karena itu, kedatangannya tidak perlu dikhawatirkan, bahkan perlu disambut baik.
Demikian dikemukakan mantan Ketua Panitia Khusus RUU Pemerintahan Aceh Ferry Mursyidan Baldan di Jakarta, Kamis petang. Ia menambahkan, kedatangan Hasan Tiro ke Aceh justru menunjukkan adanya semangat memperkokoh dan menguatkan semangat perdamaian di Aceh.
Menurut Ferry, tantangan Aceh saat ini adalah membangun dan memajukan diri setelah terciptanya perdamaian dan juga pengaturan kekhususan dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 mengenai Pemerintahan Aceh.(Maruli Tobing/DIK)
Source : kompas.com, 10 Oktober 2008