JAKARTA – Setelah di beberapa hasil survei Golkar tidak pernah diperhitungkan pemilihnya, kali ini hasil survei Indonesia Political Marketing Research, Golkar menjadi partai politik (parpol) terpopuler.
Popularitas parpol tertinggi diraih Golkar dengan 68,4 persen suara, disusul Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 62,7 persen, kemudian Partai Demokrat 60,9 persen suara, dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 50,4 persen suara.
Demikian terungkap dalam publikasi hasil survei Indonesia Political Marketing Research yang merupakan afiliasi dari Markplus Insight di Markplus Institute of Marketing (MIM) Campus lantai 3, Segitiga Emas Bussines Park CBD B01/01, Jalan Prof Dr Satrio, Jakarta, Selasa (23/12/2008).
Sementara hasil seurvei lainnya dengan subyek partai pendatang terbaru terpopuler, ditempati oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dengan persentase 50,2 persen, kemudian Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 38,3 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 36,1 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 32,8 persen, dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dengan 27,2 persen.
Menurut Chief Executive Indonesia Political Marketing Research Taufik, dalam survei ini pertanyaan yang diajukan secara spontan, yakni “Partai apa yang anda ketahui?”.
“Berdasarkan survei ini pemilih masih tidak mengenal partai peserta pemilu, meski dibantu dengan menunjukkan tanda gambar partai,” ungkap Taufik.
Ketidaktahuan para pemilih terhadap partai, juga dibarengi ketidaktahuan terhadap calon anggota legislatif di daerahnya. Namun yang sedikit menggembirakan, hasil survei menunjukkan sikap golongan putih (golput) sangatlah kecil, yakni sekira 5 persen. Lainnya 69 persen pemilih akan berpartisipasi dalam Pemilu mendatang, sementara 26 persen belum memutuskan untuk memilih.
Hasil survei juga diketahui, para pemilih akan memilih gambar partai politik sebanyak 54 persen, dan sebanyak 46 persen memilih nama caleg yang diusung partai. Survei ini menurut Taufik bermargin error 0,75 persen secara nasional, dan di tingkat wliyah bermargin error 3,9-1,6 persen.
Taufik mengklaim survei yang dilakukan lembaganya merupakan survei terbesar di Indonesia, dan telah melakukan dua kali survei dengan menghabiskan Rp3,5 miliar. Selain itu lembaganya merupakan lembaga survei independen, dan tidak mau disewa sebagai konsultan politik.
Taufik mengungkapkan, rencananya survei ini akan didokumentasikan ke dalam bentuk compact disc (CD), dan akan dijual ke partai politik dengan harga 2,2 miliar per kepingnya.(hri) (uky)
Source : okezone.com, 23 Desember 2008