BANDA ACEH – Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf tidak sepenuhnya yakin bahwa Ketua Umum Partai Aceh (PA) Pusat, Muzakir Manaf benar-benar serius memintanya tidak lagi mencalonkan diri sebagai Gubernur Aceh dalam pilkada mendatang. Irwandi malah menilai Muzakir hanya sekadar bercanda saat mengeluarkan pernyataan itu.
Ditanya Serambi kemarin apa sikapnya terhadap permintaan Muzakir Manaf agar tidak lagi mencalonkan diri sebagai Gubernur Aceh dalam pilkada mendatang, Irwandi menyatakan, “Pastilah beliau bercanda.”
Irwandi punya alasan menduga Muzakir Manaf hanya berseloroh, karena dua hari sebelum pernyataan aneh itu dilontarkan Muzakir, menurut Irwandi, Muzakir sendiri yang memintanya untuk mencalonkan diri lagi. Kalau tidak bisa melalui Partai Aceh (PA), ya gunakan saja jalur independen. “Dan Muzakir Manaf juga telah menyatakan dirinya sebagai fans saya,” ujar Irwandi seraya menyebutkan bahwa sejauh ini hanya satu orang yang pernah terang-terangan memintanya agar tidak mencalonkan lagi menjadi cagub Aceh periode 2012-2017. Orang tersebut justru maju sebagai kandidat gubernur Aceh kali ini dan sudah pasti bukan Muzakir Manaf, mengingat Muzakir hanya diposisikan sebagai cawagub dalam paket Zaim.
Dalam konferensi pers di Kantor PA Pusat, Banda Aceh, Senin kemarin, Muzakir Manaf yang ditanyai wartawan mengaku bahwa ia memang pernah meminta Irwandi tidak maju lagi sebagai gubernur. Namun, menurut Muzakir, permintaannya itu boleh ditanggapi serius, boleh juga disikapi sebagai canda oleh Irwandi.
Sebaliknya, Irwandi berharap, kalaupun pernyataan Muzakir Manaf itu benar adanya, hendaknya itu tidak sampai ditafsirkan publik sebagai bentuk kegamangan, paranoia, ataupun inferioritas politik paket Zaim dan pendukungnya dalam pilkada kali ini, karena mereka merasa kurang confidence ketika harus berhadapan dengan Irwandi yang sudah memastikan diri maju sebagai calon gubernur Aceh, kendati tak diusung PA.
Dalam pernyataan terbarunya via sms kepada Serambi tadi malam, Irwandi juga berupaya mementahkan klaim Muzakir Manaf yang menyatakan bahwa selama Irwandi memimpin Aceh bersama Muhammad Nazar tidak ada perkembangan yang berarti di Aceh.
“O, kalau masalah pembangunan Aceh, orang buta pun sekarang bisa merasakannya. Anak yatim dapat bersuka cita, duafa sudah berkurang nelangsanya. Orang sakit bisa ketawa, gengsi Aceh meningkat di mata Jakarta dan dunia. Malah teroris pun di Aceh berduka, dan banyak lagi yang dapat ditanyakan pada mantan kombatan siapakah yang mudah ditemui: saya atau ‘mereka’,” ujar Irwandi tanpa merinci siapa mereka yang dia maksudkan. (dik/sal)
Source: Serambi Indonesia
