Home > Education > Political Marketing > Jangan Sebarkan Rumor Politik

Jakarta, Kompas – Panggung politik di Indonesia sepatutnya tidak diramaikan dengan berbagai rumor atau tuduhan yang tidak jelas. Selain membuat gaduh, langkah itu juga cenderung kontraproduktif serta tidak memberikan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat.

Harapan itu dikatakan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Fuad Bawazier, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, dan Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso secara terpisah di Jakarta, Minggu (5/6). Tanggapan itu terkait munculnya rumor bahwa politisi berinisial ”A” diduga terkait dengan kekisruhan Partai Demokrat. Itu disampaikan politikus dan anggota DPR dari Partai Demokrat Ramadhan Pohan, pekan lalu.

”A” diduga menyebarkan layanan pesan singkat (SMS) dari Singapura, yang berisi dugaan penyimpangan yang dilakukan politisi Partai Demokrat, termasuk Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono. SMS itu disebutkan berasal dari M Nazaruddin, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat yang diduga terkait kasus suap proyek wisma atlet SEA Games di Palembang.

Menurut Fuad, tudingan tanpa menunjuk kepada orang secara jelas hanya memperkeruh suasana. Itu juga mendekati fitnah karena tak dibeberkan secara jelas dan lengkap dengan alasannya. Perilaku demikian tak bertanggung jawab.

”Jangan pengecut, jangan main fitnah. Jika mau menuduh seseorang, sekalian yang jelas. Kalau tak jelas, apa bedanya itu dengan SMS gelap. Mungkin saja itu pengalihan isu,” katanya.

Aburizal mengatakan, semestinya orang yang melempar isu sebaiknya menjelaskan dengan terang siapa yang dimaksudkan. Apalagi, politisi berinisial A di negeri ini cukup banyak, seperti Anas Urbaningrum, Ahmad Mubarak, Akbar Tandjung, dan Aburizal Bakrie.

Isu itu sebenarnya soal kecil yang tak perlu dipersoalkan. Partai Golkar tidak terganggu dengan rumor itu, sebab itu tidak perlu diributkan. Aburizal juga menegaskan tidak ingin mencampuri masalah di Demokrat.

Priyo Budi memastikan, isu tokoh “A” itu sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan Golkar. Sejak semula Golkar prihatin dengan kekisruhan di Demokrat, khususnya terkait dengan SMS gelap yang menebarkan berita tak jelas, termasuk menyangkut Presiden. Tindakan itu tak etis dalam tata berpolitik yang sehat.

”Kami prihatin dengan kondisi Demokrat. Semoga Demokrat bisa menyelesaikannya dengan baik. Buka saja siapa ’A’ itu ke publik,” katanya lagi. (iam)

Source : Kompas.com

You may also like
Pemilu Turki, Pengamat: Partai atau Caleg yang Bagi-bagi Sembako dan Politik Uang Tak Dipilih Rakyat
Muhaimin Iskandar dan Jejak Lihai Sang Penantang Politik
Elemen Kejutan dari Pencalonan Anies
Pakar: Golkar Tengah Mainkan Strategi Marketing Politik

Leave a Reply