Jakarta – Berbeda dengan pasangan kontestan capres lainnya, SBY-Boediono memilih model kampanye terbatas di ruang tertutup. Bukan kampanye rapat umum di lapangan terbuka dihadiri puluhan ribu pendukung dan ramai penampilan artis ternama.
“Insya Allah dengan model ini, tidak ada yang enak-enak di bawah tenda sementara lainnya kepanasan dan kehujanan di lapangan,” kata anggota tim sukses SBY-Boediono Andi Mallarangeng kepada detikcom, Senin (15/6/2009).
Jumlah peserta kampenye di ruang tertutup otomatis dibatasi sesuai dengan kapasitas gedung yang dipakai. Sesuai aturan KPU jumlah maksimal adalah 3 ribu orang, meski memang relatif kecil tapi justru malah lebih efektif.
“Massa bisa menyimak dengan baik visi dan misi yang capres paparkan. Gesekan antar massa juga bisa lebih ditekan. Jadi cara ini lebih elegan,” jelas Mallarangeng.
Sebaliknya kampanye di lapangan terbuka sulit mencapai efektifitas yang demikian. Di bawah sengatan sinar matahari atau hujan gerimis,tidak mudah bagi massa bisa berkonsetrasi menyimak paparan visi dan misi capres secara lengkap.
Berkampanye di ruang tertutup juga memudahkan capres berinteraksi langsung dengan massa. Jarak antar mereka menjadi terpangkas sehingga sesi dialog bisa berlangsung lebih dekat dan akrab.
Di dalam setiap akhir kampanye, SBY selalu membuka sesi dialog. Ketika mendengar pertanyaan dia mendekati si penanya, setelah berjabat tangan dia menjawab pertanyaan sembari berkeliling ruangan.
“Massa yang hadir diundang khusus dan sesuai materi orasi. Agar bisa nyambung dialognya dengan capres dan kuat ikatan emosinya,” pungkasnya.
Source : Detik Pemilu