Layaknya operasi kejahatan, banyak kode buat menyembunyikan transaksi gelap di gedung Dewan Perwakilan Rakyat. Kode ini umumnya hanya bisa dipahami sesama anggota Dewan-walau orang lain sebenarnya bisa menduga maknanya.
Kode antar anggota Dewan
Gini-gini aja nih?
-diucapkan kalau tak ada tanda bakal ada kucuran uang.
Lagunya apa, Bagimu Negeri?
-ditanyakan sebelum proyek: ada uang atau tidak. Bagimu Negeri merujuk pada proyek yang tak berduit karena bait dalam lagu itu berbunyi “Kami mengabdi…”.
Kok puasa terus, kapan bukanya?
-diucapkan kalau tak ada tanda bakal ada kucuran uang.
Hitungannya jago, tambah-tambahan hebat, tapi membaginya kurang pintar…
-menyindir pejabat yang tak pernah membagi duit.
Mana nih air zamzam-nya?
-menanyakan kucuran uang.
Berapa meter kirimannya?
-meter dipakai menggantikan kata “miliar”.
Kok kuenya pahit, kurang manis nih…
-protes karena jumlah duit yang dibagikan kurang.
Nah, begitu lho, makanannya enak-enak. Kami suka sekali dengan kiriman Anda kemarin…
-puas dengan kiriman duit.
Ada makan siang, mau ikut enggak?
-memberi tahu ada proyek yang akan digarap.
Lagi ketemu pasien
-anggota Dewan sedang bernegosiasi dengan pejabat atau pengusaha.
Kode dari penyetor uang (pengusaha/pejabat)
Kami sudah kirim lima bola, bisa untuk main sama teman-teman
-setoran duit Rp 500 juta.
Ada kiriman buku dari Amerika. Maaf, di dalamnya ada tiket nonton jazz 10 lembar
-ada kiriman amplop berisi US$ 10 ribu.
Alur Anggaran
Mei-Agustus
Pembicaraan pendahuluan tentang asumsi makroekonomi, pokok-pokok kebijakan fiskal, kebijakan umum, dan prioritas anggaran rencana kerja pemerintah.
Konsultasi penyusunan rencana kerja anggaran kementerian dan lembaga.
Agustus-Oktober
Pembahasan oleh Badan Anggaran
asumsi makroekonomi
defisit
besaran pendapatan
besaran belanja, termasuk transfer ke daerah
Pembahasan oleh Komisi
alokasi dan penggunaan
Sidang Paripurna
penetapan Undang-Undang APBN
Source : Majalah Tempo
Posted with WordPress for BlackBerry.