Home > Education > Political Marketing > Kekhawatiran pada Golput Berlebihan

Kekhawatiran pada Golput Berlebihan

Jakarta, Kompas – Kekhawatiran tingginya angka golput pada Pemilu 2009 dinilai terlalu berlebihan. Pasalnya, kesuksesan pemilu bukan hanya diukur dengan jumlah golput, tetapi oleh ukuran terpilihnya wakil rakyat dan pemimpin yang berkualitas.

Hal itu disampaikan Direktur Utama Radio Republik Indonesia (RRI) Parni Hadi ketika menjadi pembicara dalam Diskusi Publik Tanggung Jawab Media dalam Menyukseskan Pemilu, Selasa (16/12) di Jakarta. Diskusi itu merupakan rangkaian acara peluncuran iklan layanan masyarakat Pemilu 2009 yang dibuat KPU bekerja sama dengan IFES dan Ausaid.

”Sangat berlebihan ketakutan terhadap golput. Masyarakat tidak mau memilih karena kinerja partai politik yang menjengkelkan, bukan karena sosialisasi yang kurang,” kata Parni.

Bila ingin mengurangi golput, menurut Parni, parpol dan pemerintah harus memperbaiki kinerja. ”Percuma saja berkampanye kalau kelakuan politisi di Senayan masih jelek,” ujarnya.

Menurut dia, kesuksesan pemilu bukan sekadar berjalan aman dan damai, masyarakat bisa mencontreng, serta angka golput kecil. ”Yang paling penting adalah dari pemilu akan terpilih wakil rakyat dan pemimpin yang baik,” katanya.

Pembicara lainnya, guru besar IIP, Djohermansyah Djohan, mengkritisi iklan layanan masyarakat KPU yang dimuat di media cetak. Menurut dia, pesan yang disampaikan dalam iklan terlalu banyak, yaitu tanggal pemungutan suara dan cara memberi tanda. ”Iklan layanan masyarakat seharusnya fokus satu hal saja, kalau tentang tanggal pemungutan suara, ya sudah itu saja, sehingga masyarakat benar-benar memahami iklan itu,” ungkapnya.

Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary mengatakan, KPU sudah melaksanakan sosialisasi di daerah-daerah seperti poster-poster yang dipasang di kantor KPU kabupaten/kota sampai dengan tingkat desa, iklan di televisi lokal dan media cetak.

”Keterbatasan anggaran membuat kami tidak mungkin mengakomodasi semuanya. Untuk itu kami selalu meminta dukungan masyarakat, baik media massa, parpol, maupun organisasi masyarakat,” katanya. (SIE)

Source : Kompas.com

You may also like
49,6 Juta Orang Tak Memilih: Sembilan Partai Politik Lolos ke DPR
Hendardi: Fatwa Golput MUI Kental Kepentingan Politik
Parpol Antisipasi Golput
Partisipasi Pemilih: Separuh Pilkada Gubernur “Dimenangi” Golput

Leave a Reply