INDAHNYA hari ini 9 April 2012, damai rasanya jiwa melihat kondisi aceh yang begini kondusif, aman dan damai di hari penentuan para pemimpin Aceh lima tahun ke depan.
BBM dan media social seperti Facebook dan Twiterpun terasa sepi, jauh dari hujatan dan caci maki seperti hari-hari sebelumnya.
Aroma konflik di hari-hari kemarin seketika raib diterpa angin demokrasi. Betapa indahnya hidup jika kondisi seperti ini dapat dipertahankan. Tapi mungkinkah?
Mungkinkah dalam kondisi yang sarat dengan kepentingan ini, caci maki, hujat menghujat bisa berhenti? Sepertinya jauh panggang dari pada api, apalagi jika ada kecurangan dalam hal penghitungan suara yang akan dikeluarkan oleh KIP nantinya.
Bukankah dalam dunia politik tipu menipu, sikut menyikut sudah menjadi kewajaran? Bisa saja pada pukul 16 WIB tanggal 9 April 2012 LSI menyatakan ZIKIR memperoleh angka 55,9% dan Irwandi 28,66%, esok lusa KIP akan membalikkan angka tersebut, di mana ZIKIR 28,66% dan Irwandi menjadi 55,99%. Karna hasil akhir tetap berada ditangan KIP.
Berdarah tidaknya Aceh setlah hari pencoblosan ada ditangan KIP. Semoga saja KIP tetap bersikap jujur dan adil sesuai dengan pilhan rakyat, tidak memanipulasai dan tidak terbuai dengan lembaran rupiah dari pihak manapun.
Berdasarkan hasil Quick Caunt yang dilakukan oleh LSI di hermes palace tanggal 9 April 2012, (TV One) , Zaini-Muzakir unggul dari kandidat lainnya.
Kemenangan Zaini-Muzakir mutlak kemenangan rakyat, kemenangan yang tidak lepas dari kerja-kerja pengorganisasian yang telah dibangun sejak 30 tahun silam.
Menjadi sia-sia segudang baliho atau spanduk jika basis rakyat tidak dikuasai. Diakui atau tidak sampai detik ini kekuatan terbesar GAM yang saat ini telah menjadi KPA masih begitu massif di Aceh dan belum ada satu kekuatanpun yang mampu menjadi pesaing.
Bukankah kekuatan yang mampu menghancurkan penjajahan atau memenangkan sebuah rezim hanya kekuatan rakyat? saya yakin semua tim sukses mengetahui akan hal ini karna ramai dari mereka adalah anak muda yang memulai karir dari organisasi kiri yang sangat faham dengan kata-kata kekuatan rakyat.
Namun yang naifnya, kenapa mereka lupa? Kenapa disaat-saat seperti ini buku-buku revolusioner yang telah mereka lahap dicampakkan begitu saja? Kenapa mereka hanya fokus pada kerja-kerja black propaganda semata? Hanya bisa menuduh dan menuding?
Dua kali sudah Aceh memilih eksekutif, dua kali pula sosok yang disokong oleh PA tampil sebagi pemenang, kemenangan ini adalah bukti nyata bahwa kekuatan rakyat sangat menentukan. struktur PA yang aktif sampai kepelosok desa menjadi jalan mulus bagi PA untuk meraih kursi kepemimpinan.
Kemenangan Irwandi-Nazar tahun 2006 silam juga tidak lepas dari pengukuhan dan restu yang diberikan oleh Muzakir Manaf selaku ketua PA atas pencalonan mereka.
Ideology keacehan yang sudah ditanam jauh-jauh hari oleh Hasan Tiro telah menjadi pengikat tersendiri antara masyarakat dengan eks kombatan (KPA/PA). sehingga kemenangan zaini-muzakir bukanlah suatu keanehan dan bukan pula hal yang mengejutkan.
Kekuatan PA ada di sendi dan tulang-tulang rakyat aceh. Kekuatan yang telah di bangun sejak 37 tahun silam.
Diakui atau tidak membangun kekuatan rakyat dan kepercayaan rakyat bukan hal yang mudah, tidak cukup dengan lima tahun berkuasa untuk mengambil hati rakyat, tidak cukup dengan milyaran rupiah, tidak cukup dengan kegeniusan semata, tidak pula hanya dengan pencitraan setahun dua tahun, tidak juga hanya dengan JKA, dengan dana untuk anak yatim, dengan memberi daging megang gratis, dengan pendidikan gratis rakyat aceh bisa tunduk dan mangut di telapak kaki kita.
Tidak seperti itu, rakyat aceh rakyat yang cerdas, rupiah digenggam suara hati belum tentu dapat digapai. Mereka telah diajarkan oleh konflik yang mendera aceh tercinta ini selama puluahn tahun. Konflik telah menjadikan mereka sebagai pelakon politik yang unggul.
Butuh waktu puluhan tahun, butuh darah, butuh nyawa, butuh kegeniusan yang dibarengi dengan ketaqwaan, akhlak, aqidah serta siap mati tanpa meninggalkan harta warisan untuk anak cucu serta sanak saudara seperti sosok wali naggroe Hasan Tiro untuk tunduk dan patuh diatas ideology yang kita kehendaki.
Jika tidak mampu menjadi Tgk Hasan Tiro, jangan coba-coba membuat perlawanan atas kekuatan rakyat yang telah terlebih dahulu dibangun oleh Almarhum. Menjaga dan merawat saja apa yang telah ditinggalkan oleh Tgk Hasan Tiro begitu menyulitkan apalagi ingin melawan dan menghancurkan?
Bagi PA Mengajak masyarakat untuk memilih calonnya bukan hal yang sulit, hanya dua bulan waktu yang dimiliki PA untuk meyakinkan rakyat kalau PA ikut terlibat dalam pesta demokrasi ini, Alhamdulillah dalam jangka waktu dua bulan itu kemenangan bisa diraih, apalagi jika PA memiliki waktu yang panjang seperti kandidiat lainnya, kemungkinan persentase kemenangan akan lebih tinggi
Cukup dengan kata-kata “kali nyo sige tek tapileh droe teh”! kata-kata sederhana tetapi mampu memberi pemahaman yang sangat dalam dibenak masyarakat.
Selain dari yang No 5 semuanya bukan” Droe teh”. Kata-kata droe teh memiliki makna kepemilikan bersama, kandidat itu milik kita, saudara kita, keluarga kita. Pengakuan inilah yang sulit diperoleh oleh kandidat selain kandidat PA.
Tidak banyak yang diharapkan rakyat atas kepemimpinan PA, hanya kepuasan batin yaa… hanya kepuasan batin, seperti pengakuan bang Midi sipenjual buah keliling yang sempat saya tanya apa alasannya memilih No 5. Bang midi sangat sadar kalaupun PA menang dia tetap menjadi bang midi sipenjual buah, pekerjaannya tetap sipenjual buah keliling, tetapi kepuasana batin itulah yang sulit dibeli dari bang midi sipenjual buah keliling.
Saya sendiripun tidak jauh berbeda dengan bang Midi, ada kepuasan batin, pengabdian saya untuk Partai Aceh selam 10 tahun ini tidak lebih karna rasa memiliki saya atas Partai yang saya kenal dengan ideology keacehannya, terlepas PA diklaim sebagai partai ureung bangai atau partai pemeberontak, bagi saya Kemenangan Partai Aceh adalah Kemerdekaan bagi saya sendiri.
Hanya dengan kemerdekaan batin saya bisa meraih kedamaian yang hakiki. Kedamaain yang dikehendaki oleh siapa saja, termasuk juga anda.
Semoga saja dengan kemenangan ZIKIR (Zaini Muzakir) kedamaian itu benar-benar menjadi milik kita semua. Tidak ada gunanya lagi PA dicaci, dimaki dihina dan dihujat, toh PA sudah tampil sebagai juara.
Hentikan kecurangan, manipulasi, kepalsuan, hapus rasa curiga, stop caci maki, mari kembali bergandengan tangan, lupakan hari-hari kemarin, saatnya kita bersatu dibawah naungan Zaini – Muzakir untuk membangun aceh yang lebih meumarwah. []
Source : Atjehpost.com