PEUREULAK- Asnawi Abdul Rahman,37 tahun, Koordinator Regional Tim Sukses Irwandi Yusuf-Muhyan Yunan wilayah Aceh Tamiang hingga Bireuen, yang rumahnya diberondong oleh sekelompok orang pada Minggu malam, 5 Februari 2012, menyatakan amat sedih dengan kejadian tersebut. “Bek sampe sasaran keu keluarga, weuh hate teuh lagee nyoe,” kata Asnawi saat dihubungi The Atjeh Post, petang tadi, Senin.
Asnawi mengaku sudah pulang ke rumahnya di Dusun Aman, Desa Beusa Meurano, Peureulak Kota, Aceh Timur, pagi tadi. Saat terjadi penyerangan terhadap rumahnya, ia mengaku berada di Sigli. Sedangkan istri dan tiga anaknya yang masih kecil ada di rumah mertuanya, sekira 6 hingga 10 dari rumah mereka. “Kebetulan di rumah kami tidak ada orang (saat kejadian),” katanya.
Informasi diperoleh Asnawi dari keluarga dan warga setempat, para pelaku penembakan berdiri di pintu pagar melepaskan tembakan ke arah rumah dan mengenai ruangan musalla yang ada dalam rumah itu. “Rumah saya (konstruksi bangunannya) seperti meunasah,” kata Asnawi yang juga mantan juru bicara Komite Peralihan Aceh atau KPA Wilayah Peureulak sekaligus sekretaris KPA setempat.
Menurut dia, rekan yang satu tim dengannya atau Tim Sukses Irwandi sudah membuat laporan pengaduan ke polisi terkait peristiwa tersebut. “Sudah dilaporkan oleh tim saya maka sama juga seperti saya yang laporkan. Tadi, polisi juga sempat turun lagi ke lokasi, tapi saya sudah duluan berangkat ke Banda Aceh untuk suatu keperluan,” katanya.
Ditanya apakah sebelumnya ia pernah menerima teror dari pihak tertentu, Asnawi menyebutkan, “selama ini saya tidak pernah menerima teror dari siapapun, tiba-tiba kejadian seperti itu. Teunte weuh hatee teuh, peu lom nye ta ingat keu keluarga, aneuk lon yang siploh thon dan peut thon sampe meutot-tot bak dieh watee dideungo su budee”.
“Bek sampe sasaran keu keluarga, weuh teuh lagee nyoe. Nyee na nyang hana galak keu lon peugak, bek sampe sasaran keu keluarga. Awai tanyoe saban-saban lam uteun meuthon-thon lam kesedihan, jinoe masa damee bek sampe lagee nyoe. Soe cit peulaku laen nye kon sabe-sabe Aceh teuh,” kata Asnawi lagi.
Asnawi menilai mustahil kejadian penyerangan rumahnya itu tidak berkaitan dengan persoalan Pilkada. Sebab dirinya saat ini bagian dari proses Pilkada atau tim sukses calon Gubernur dan Wakil Gubernur Irwandi Yusuf-Muhyan Yunan.
“Mestinya, kita harus fair soal Pilkada, anda pilih siapa terserah, itu hak politik dan hak konstitusional masing-masing. Yang penting saling menghormati dan menyayangi, nyang hana pah ta peupah, taduk beujroh. Bek sampe gob nyang pok-pok jaroe, ibarat lumo grob paya kuda cot ikue,” kata Asnawi yang di masa konflik sebagai juru penerangan GAM Wilayah Peureulak.
Asnawi berharap penyerangan rumahnya adalah kejadian kekerasan terkahir di Aceh di masa damai ini. Dia mengajak semua pihak tetap menciptakan suasana damai dan sama-sama membangun Aceh secara bermartabat. “Soal Pilkada terserah kepada rakyat siapa yang dipilih, saya tidak pernah menjelak-jelekkan di ‘A’ dan si ‘B’,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, rumah milik Asnawi Abdul Rahman di Dusun Aman, Desa Beusa Meurano, Peureulak, Aceh Timur diberondong orang tak dikenal, Minggu, 5 Februari 2012, sekitar pukul 20.30. Polisi menemukan sebutir peluru AK dan tiga proyektil AK di lokasi kejadian. “Suara tembakan diperkirakan sebanyak 20 kali, pelaku datang empat orang dengan dua sepeda motor jenis 125 dan jenis MX dan memakai penutup wajah. Pada saat kejadian rumah dalam keadaan kosong,” kata Kapolres Aceh Timur AKBP Ridwan Usman melalui Kapolsek Peureulak Iptu Syamsuar, malam tadi.[]
Source : Atjehpost.com