SIGLI – Pembakaran bendera Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berlanjut. 16 Bendera yang dipasang di bundaran Beringin, Kota Sigli, Kab. Pidie, kembali dibakar, 10 di antaranya dicopot, Kamis (21/8) sekira pukul 01:00 dinihari. Pelaku diduga stress mengenakan baju salah satu parpol besar di Indonesia.
Seperti diberitakan Waspada, Rabu (20/8), enam lembar bendera PKS yang dipasang di bundaran Beringin, Kota Sigli dibakar orang tak dikenal (OTK). Kendati telah dilapor ke polisi, aksi serupa kembali terjadi di lokasi sama terhadap bendera partai yang sama, meski di tempat itu juga terpasang bendera partai lain.
Ketua DPD PKS Pidie, T. Syahrial, kepada Waspada, Kamis (21/8) membenarkan, pembakaran bendera partai yang dipimpinnya kembali terjadi. Aksi itu dilakukan dinihari, saat pusat kota telah sepi. Kendati demikian, kata dia, aksi pembakaran kedua ini telah diketahui pelakunya.
Sebab, saat itu ada beberapa orang melihat pelaku sedang membakar bendera PKS. “Pelakunya orang stress, mengenakan salah satu baju parpol nasional terbesar di negeri ini. Tapi itu kan baru sebatas laporan masyarakat yang melihat pelaku saat melakukan aksi,” kata T. Syahrial yang mengaku sedang berada di Banda Aceh.
Cerita T. Syahrial, sekira pukul 05.00 subuh itu, saat dia dijemput staf DPD PKS Sigli di rumahnya untuk berangkat ke Banda Aceh menghadiri rapat partai di Hotel Grand Nanggroe, staf itu mengaku melihat langsung pelaku saat melakukan aksinya.
Lalu dia menghalaunya, membuat pelaku kabur ke arah Kelurahan Pante Tenugoh, Kota Sigli. Pelaku yang menggunakan sepeda berhasil dihadang di jembatan Pante Teugoh, dan sempat terjadi adu mulut. Pelaku lalu mengeluarkan pisau dan mencoba menusuk staf PKS. ”Merasa tidak siap duel, staf tadi kabur menjemput saya ke rumah dengan Darul Irfal, untuk berangkat ke Banda Aceh,” kata T. Syahrial.
Ketua F-PKS DPRK Pidie, Darul Irfan yang dihubungi via telefon, Kamis (21/8) mengatakan, secara pasti belum mengetahui apakah pelaku orang stres atau sehat. Tetapi ada keanehan dalam kasus ini, sebab pelaku tidak membakar bendera parpol lain yang juga dipasang di tempat sama.
Ia mengaku mengetahui dan mengenal pelaku pembakaran. Bahkan juga tempat tinggalnya. “Pelaku tinggal di seputaran Kota Sigli, karena itu kita mendesak polisi menangkapnya.”
Menurut dia, seandainya pelaku benar stres atau tidak waras. Dia minta keluarganya dapat menjaga agar tidak melakukan aksi-aksi yang dapat merugikan orang lain. “Tapi seandainya pelakunya sehat, kami minta polisi menangkapnya. Tindakan pelaku murni pidana, karena membakar bendera kebesaran partai.”
Kutuk Pembakaran
Sementara Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aceh, Tgk. H. Ghufran Zainal Abidin, MA mengutuk keras aksi pembakaran bendera PKS di Kota Sigli itu.
Kepada Waspada di Banda Aceh, Kamis (21/8), Ghufran (foto) mengatakan, pembakaran itu dinilai sebagai sikap yang tidak bisa diterima siapa pun. Bahkan, dia menilai tindakan ini bisa menodai perdamaian dan dapat berdampak buruk terhadap proses demokrasi di bumi Serambi Mekah, yang telah terbangun sejak Pilkada 2006.
“Karena itu saya minta aparat hukum mengusut tuntas kasus ini dengan menangkap pelaku sesuai amanah undang-undang. Kalau belum ditahan, kami khawatir pelaku akan membuat kerusakan lebih luas.”
Ghufran juga minta kader PKS di seluruh Aceh menahan diri dan waspada, tidak terpancing aksi-aksi provokatif seperti itu. Kepada masyarakat, diimbau tetap mendoakan PKS tetap sabar dan istiqamah, dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat.
“Kepada seluruh komponen partai politik baik parnas maupun parlok, mari kita bersama–sama mewujudkan pemilu 2009 di Aceh damai, agar proses demokrasi berlangsung tertib, aman dan sportif.”
Source : Harian Waspada, 22 Agustus 2008