BIREUEN – Masyarakat pemilih di Kabupaten Bireuen terutama masyarakat pedesaan masih bingung terhadap model kertas suara Legislatif Pemilu 2009.
Kebingungan masyarakat dinilai wajar karena sistem Pemilu 2009 sangat rumit berbeda dengan pemilu sebelumnya. Konon lagi pihak KIP Bireuen sebagai penyelenggara pemilu seyogianya harus melaksanakan sosialisasi pemilu kepada masyarakat, bagaimana sistem memilih dan bagaimana model (warna) kertas untuk Caleg DPD, DPR-RI, DPRA dan DPRK yang hingga saat ini belum dilaksanakan.
Pemilu inggal 18 hari lagi. Keterlambatan sosialisasi sistem memilih dan pengenalan model kertas suara akan berakibat fatal terhadap kerusakan kertas suara pemilu 2009 di Bireuen dikhawatirkan paling tinggi. Tidak ada alasan bagi KIP terkendala melaksanakan sosialiasi pemilu lantaran ketiadaan dana.
Untuk menunjang suksesnya pemilu Legeslatif 2009 Pemkab Bireuen harus memberi perhatian serius. Wakil Ketua PPRN Breuen Anwar Yusuf mengatakan hal itu di kantornya, tadi pagi. Dia banyak mendapat masukan dari masyarakat pemilih ke empat daerah pemilihan di mana sebagian besar masyarakat belum mengerti sistem memilih dan belum mengetahui bagaimana model kertas suara untuk Caleg DPD, DPR-RI, DPRA dan DPRK.
Masyarakat awam menganggap kertas suara hanya satu lembar. Padahal kertas suara untuk Caleg DPD, DPR-RI, DPRA dan DPRK terpisah semuanya empat lembar. Ironisnya lantaran belum mengetahui lembaran kertas suara dipastikan masyarakat pemilih bingung dalam mencari bakal Caleg yang akan dipilih, papar Anwar Yusuf.
KIP Bireuen sebagai penyelenggara pemilu jangan mengabaikan sosialisasi sistem memilih dan sosialisasi model kertas suara untuk mencegah tingginya tingkat rusaknya kertas suara pada hari ‘H’ 9 April 2009.
Ketua Panwaslu Mursal Ridha, SE yang dikonfrimasi di kantornya mengatakan, sebagai pengawas pemilu sudah menyampaikan hal itu kepada KIP Bireuen untuk melakukan sosialisasi agar masyarakat awam di pedesaan tidak bingung.
Menurut Mursal, Panwaslu sudah melayangkan surat kepada KIP untuk melaksanakan sosialisasi memilih, namun KIP memberikan jawaban mereka ketiadaan dana. (eln/wsp)
Source : Waspada Online