Jakarta, Kompas – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengisyaratkan tak lagi mau maju dalam pemilihan presiden 2014.
Dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) III PDI Perjuangan di Manado, Rabu (27/7), Megawati mengatakan, dalam amanat Kongres III PDI-P di Bali pada 2010 tidak ada amanat yang secara eksplisit menyatakan ketua umum terpilih otomatis menjadi calon presiden.
Hal ini berbeda dengan amanat kongres pertama dan kedua PDI-P yang secara tegas memutuskan ketua umum terpilih otomatis menjadi calon presiden. ”Itu ada di dalam rumusan keputusan kongres. Jadi, nantinya ada saatnya PDI-P akan memberikan suatu akses untuk calon-calon, siapa gerangan yang akan dijadikan calon presiden. Hanya yang memang berbeda dari dua kongres sebelumnya, kongres pertama dan kongres kedua langsung mengatakan ketua umum terpilih adalah calon presiden PDI-P. Kongres ketiga tidak demikian bunyinya,” ujar Megawati di sela-sela pelaksanaan rakornas.
Sekretaris Jenderal PDI-P Tjahjo Kumolo enggan mengomentari pernyataan Megawati tersebut. Menurut Tjahjo, rakornas kali ini hanya membahas strategi jangka pendek, belum sampai pada pembicaraan tentang persiapan PDI-P dalam Pemilu 2014. Tjahjo mengatakan, kesiapan Megawati untuk kembali bertarung dalam pemilihan presiden 2014 sepenuhnya tergantung pada Presiden Republik Indonesia kelima tersebut. ”Silakan bertanya kepada beliau. Itu ranah beliau,” katanya.
Namun, Ketua DPP PDI-P Bidang Pemuda dan Olahraga Maruarar Sirait mengatakan, dari survei yang dilakukan partainya, Megawati masih menjadi calon presiden yang paling banyak dipilih responden. ” Ibu Mega tidak memaksakan kehendak apakah menjadi calon presiden atau ketua umum. Persoalannya adalah survei sekarang, soal calon presiden dari kalangan muda, ya Megawati dan Prabowo. Artinya, karena SBY enggak akan ikut (Pemilu 2014), dari survei yang dilakukan terhadap kalangan muda, nomor satu Megawati, nomor dua Prabowo. Capres yang lain-lain flat,” kata Maruarar.
Dia mengatakan, PDI-P juga mengevaluasi hasil kekalahan Megawati dalam pemilu presiden 2004 dan 2009. Menurut Maruarar, kemungkinan Megawati kembali bertarung pada 2014 belum tertutup.
Maruarar mengatakan, basis penentuan calon presiden dari PDI-P tetap dari hasil survei dan aspirasi internal partai. Dia mengatakan, internal partai masih sangat solid mendukung Megawati.
Rakornas di Manado ini antara lain dihadiri 33 pimpinan DPD PDI-P seluruh Indonesia beserta seluruh fungsionaris DPP PDI-P, antara lain Bendahara Umum Olly Dondokambey. Di antara peserta hadir dua gubernur yang juga Ketua DPD PDI-P Maluku Karel Rahalau dan Ketua DPD PDI-P Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya.
Masih tebang pilih
Menjawab pertanyaan wartawan seusai memberi sambutan, Megawati mengatakan, merosotnya kepercayaan masyarakat kepada partai politik disebabkan hukum di negeri ini tidak ditegakkan sebagaimana mestinya, masih tebang pilih.
”Tidak etis saya mengomentari persoalan Partai Demokrat, tetapi alur utama PDI Perjuangan adalah hukum mesti ditegakkan, tidak tebang pilih. Dalam kasus Miranda Gultom, anak-anak kami (anggota PDI-P) ditindak kasus korupsi, tetapi pelakunya masih di luar negeri. Silakan artikan sendiri,” katanya.
Menurut Megawati, persoalan penegakan hukum merupakan hal krusial di republik ini. Penindakan hukum yang tebang pilih bakal membuat Indonesia terperosok sebab banyak pelaku korupsi bersembunyi dalam kekuatan partai politik.
Ia juga mengingatkan masalah bangsa bukan hanya persoalan politik, melainkan juga ketersediaan pangan. Kenaikan harga pangan, seperti beras dan sejumlah bahan pokok, harus menjadi tanggung jawab bersama. ”Sekarang, semuanya susah sebab tergantung pada impor dari negara lain,” ujarnya. (BIL/ZAL)
Source : Kompas.com