Dalam pemilihan umum tahun 2004, partai yang keberadaannya dibidani ormas Pemuda Pancasila ini mengusung nama Partai Patriot Pancasila.
Dengan nomor urut 21 dan berlambang burung garuda bersayap warna-warni, merah, hijau, dan kuning, serta perisai merah-putih lengkap diisi lambang kelima sila Pancasila, parpol ini gagal memperoleh kursi di DPR.
Bukannya tidak ada yang memilih. Partai Patriot Pancasila saat itu setidaknya mampu meyakinkan satu juta pemilih untuk memercayakan suara mereka ke parpol tersebut.
Namun, satu juta suara belum cukup untuk bisa dikonversikan menjadi satu kursi pun di DPR. Boleh jadi, mungkin ini akibat salah menerapkan strategi.
Soalnya, pada Pemilu 2004, beberapa parpol lain toh mampu meraih kursi walau dengan perolehan jumlah suara total di bawah perolehan Partai Patriot Pancasila.
Kondisi seperti itulah yang dinilai tidak adil oleh pendiri sekaligus Ketua Umum Partai Patriot Pancasila—sekarang mengubah nama menjadi Partai Patriot—Japto S Soerjosoemarno.
Menurut Japto, bersama delapan parpol lain, mereka kemudian mengajukan permohonan peninjauan kembali ke Mahkamah Konstitusi.
Dalam prosesnya, Japto tidak mau ambil risiko dengan berlarut-larut mengurusi persoalan tersebut. Mereka kemudian juga mendaftarkan diri dengan nama parpol lain, Partai Patriot.
Belakangan, menurut Japto, kedua parpol dinyatakan lolos. Setelah itu diputuskan hanya Partai Patriot yang akan digunakan, sementara Partai Patriot Pancasila beserta seluruh kelengkapannya akan digabung ke dalam parpol bernomor urut 30 tersebut.
Walau mengaku tidak menetapkan target apa pun, Japto mengaku optimistis Partai Patriot setidaknya mampu mendulang suara dari ormas pendirinya, Pemuda Pancasila.
”Sampai sekarang jumlah anggota Pemuda Pancasila di seluruh Indonesia mencapai sekitar empat juta orang. Insya Allah 60-70 persennya memilih Partai Patriot,” katanya.
Tidak cuma itu, dalam rapat pleno diperluas Pemuda Pancasila tahun lalu diputuskan, semua kader ormas itu mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif di Partai Patriot jika mereka hanya dijadikan caleg ”nomor sepatu” di parpol lain.
Partai Patriot optimistis di Pemilu 2009 prestasinya akan lebih baik, karena persiapannya jauh lebih panjang dibanding Pemilu 2004, sekitar 2,5 tahun. (DWA)
Source : kompas.com, 27 September 2008