KUALASIMPANG – Omong kosong jika orang menyatakan kalau Partai Aceh (PA) menang pada Pemilu 2009 di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), maka Aceh akan merdeka.
Suara-suara miring itu tidak benar sama sekali dan tidak ada dasar serta mekanismenya dalam MoU Helsinki yang telah ditandatangani Pemerintah RI dan GAM pada tahun 2005, tegas Tgk. Hamdani Abu Bakar dalam orasinya pada kampanye terbuka Partai Aceh (PA) di Lapangan Sepak-bola, Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Jumat lalu.
Kampanye menampilkan Jurkam Ketua Umum Partai Aceh (PA) Pusat, Tgk. Muzakir Manaf dan Tgk. Hamdani Abu Bakar dari Pase dan lainnya. Hadir Ketua PA Wilayah Ta-miang Tgk. Helmi Ahmat dan Sekretaris, Ir. Rusman serta pengurus lainnya.
Tetapi yang jelas, lanjut Hamdani, kalau PA menang kita bisa mengelola hasil sumber daya alam Aceh yaitu sebesar 70 persen kembali ke Aceh. Pemerintahan Aceh bisa menetapkan pajak internal terhadap hasil produksi dan hasil lainnya, sehingga gaji PNS dan polisi yang telah ikut memberi pengamanan untuk kita, bisa dinaikkan lebih tinggi dari sekarang.
Hamdani mengatakan, kalau Partai Aceh menang maka Aceh bukan otonomi khusus dan bukan merdeka, namun akan membentuk pemerintahan sendiri yang memang sudah diatur dalam MoU Helsinki.
“Meski membentuk pemerintahan sendiri namun mata uang yang digunakan tetap rupiah. Jadi omong kosong dikatakan Aceh akan merdeka dan bukan pula otonomi khusus, tetapi Aceh akan bentuk pemerintahan sendiri,” ulang Hamdani.
Sedangkan Ketua Umum Partai Aceh (PA) Pusat, Tgk. Muzakir Manaf yang juga Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat dan Mantan Panglima GAM dalam orasinya mengatakan, Aceh tidak perlu orang pintar. “Kita tidak perlu orang pintar kalau kerjanya hanya pintar berbohong dan menipu,” tegas Muzakir Manaf.
Menurut Muzakir Manaf, jika PA menang dalam Pemilu 2009, maka batas Provinsi Aceh dan Sumatera Utara harus sesuai MoU Helsinki. “Batas Aceh sampai ke Gebang, Langkat, bukan seperti batas yang ada sekarang, itu tidak benar,” kata Muzakir Manaf disambut tepuk tangan dan yel-yel ‘hidup PA‘.
Muzakir Manaf yang oleh kalangan KPA sering disapa Mualim itu juga menyatakan, jika PA menang tidak ada pengusiran terhadap etnis (suku) di Aceh. “Tidak benar kami akan mengusir etnis lainnya yang ada di Aceh,” terang Muzakir Manaf. Selain itu, tegas Muzakir Manaf, soal pendidikan dan hal-hal lain menyangkut kehidupan dan kesejahteraan rakyat tetap menjadi perhatian pemerintah Aceh.
Kampanye Partai Aceh ini dihadiri ribuan massa pendukung dan simpatisan dari berbagai penjuru Kabupaten Aceh Tamiang, sehingga lapangan sepakbola nyaris tidak mampu menampung ledakan massa yang datang menggunakan sepeda motor, truk, bus, mobil pribadi, becak mesin dan ada berjalan kaki.
(irw/wsp)
Source : Waspada Online