Yogyakarta, Kompas – Partai politik harus membuka diri dan berpikir obyektif untuk memilih orang yang akan dicalonkan sebagai presiden atau wakil presiden. Jangan sampai parpol memaksakan diri mengangkat calon dari dalam jika mereka tak memiliki kompetensi untuk memimpin bangsa.
”Dalam situasi sekarang, di mana ada beberapa calon alternatif yang potensial menjadi presiden dan wapres, perlu dicermati secara mendalam. Artinya, parpol harus membuka diri,” ujar Rektor Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Edy Suandi Hamid dalam seminar Prospek Pemilihan Calon Presiden Independen di Yogyakarta, Sabtu (20/12).
Sebagai pembicara, guru besar hukum tata negara Universitas Islam Indonesia Dahlan Thalib, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Indria Samego, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Ifdhal Kasim, dan Mayjen TNI (Purn) Saurip Kadi.
Menurut Edy, bangsa ini sebenarnya rugi sebab menutup peluang munculnya calon independen dalam pemilihan presiden. Padahal, sejumlah figur yang muncul ke permukaan, saat ini, memiliki kompetensi yang cukup besar dalam memimpin bangsa.
Indria Samego berpendapat, rakyat memang masih perlu bersabar. Kemungkinan bagi calon independen untuk bisa melenggang pada Pemilu 2009 masih sulit sebab ada masalah legal dan politis yang menghalangi munculnya calon tersebut.
”Sebenarnya banyak tokoh muda layak disebut pemimpin. Namun, untuk 2009 kiranya cukup magang jadi anggota kabinet saja,” ujarnya. (wer)
Source : kompas.com, 22 Desember 2008