Dipertanyakan Dukungan Riil untuk Lolos Verifikasi
Bantul, Kompas – Beberapa partai politik di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengaku kesulitan menjaring bakal calon legislatif atau caleg perempuan. Sebab, hanya sedikit perempuan yang tertarik terjun ke dunia politik. Mereka cemas ketentuan kuota 30 persen caleg perempuan sulit terpenuhi.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional (PAN) Bantul Suharwanto, Rabu (6/8) di Bantul, mengatakan, sejak dibuka pada awal Januari, ada 47 bakal caleg yang mendaftarkan diri. Dari jumlah itu hanya delapan yang perempuan.
”Bila mengacu pada ketentuan 30 persen caleg harus perempuan, komposisi itu belum terpenuhi karena baru mencapai 17 persen. Pendaftaran masih kami buka sampai kuota 30 persen caleg perempuan terpenuhi,” katanya.
Menurut Suharwanto, minimnya perempuan yang terjun ke dunia politik karena budaya masyarakat masih memersepsikan dunia politik adalah dunia laki-laki.
Suharwanto juga menambahkan, pada Pemilu 2009 PAN Bantul menargetkan 12 kursi di DPRD II (kabupaten) atau naik sekitar 70 persen dari jumlah kursi saat ini. PAN mengenakan biaya Rp 200.000 per orang untuk pendaftaran caleg. ”Dana itu akan kami manfaatkan untuk dana kampanye,” ujarnya.
Menurut Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bantul Aslam Ridho, meski sulit, ia yakin kuota 30 persen caleg perempuan dapat terpenuhi. PKB baru membuka pendaftaran bakal caleg pada 4-16 Agustus ini. ”Hari pertama pendaftaran baru lima orang yang mengambil formulir, semuanya laki-laki,” tuturnya.
Untuk mengantisipasi sulitnya menjaring bakal caleg perempuan, DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Bantul menempuh cara kaderisasi sejak dini. ”Sejak awal kami sudah memprediksi kuota perempuan akan diatur tersendiri. Karena itu, kami sudah mempersiapkannya dengan membuat wadah berupa organisasi Srikandi Merah Putih,” kata Ketua DPC PDI-P Bantul Joko Purnomo.
DPC PDI-P Bantul mengusulkan sebanyak 54 bakal caleg untuk DPRD Bantul yang disaring dari 246 orang dan 30 persen di antaranya adalah perempuan. Nama bakal caleg itu akan diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum Bantul pada 14 Agustus.
Semestinya tak kesulitan
Dari pengamatan Kompas, selain membuka pendaftaran bakal caleg secara internal, sejumlah parpol memasang iklan di media massa dan spanduk di sejumlah kawasan untuk mencari warga yang bersedia diajukan sebagai caleg.
Pengamat politik dari Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, Andreas Pandiangan, secara terpisah, Rabu, mempertanyakan partai yang sulit mencari caleg, termasuk memenuhi kuota 30 persen perempuan. Sebab, partai agar bisa ikut Pemilu 2009 harus memiliki 30 perempuan pengurus.
”Jika partai kesulitan, itu aneh. Dukungan saat verifikasi itu kan riil. Jadi, ada potensi pengurus dan anggota yang diabaikan,” katanya.
Khusus untuk partai baru, ujarnya, dalam verifikasi aktual harus memenuhi kuota 30 persen perempuan pengurus. Mereka tinggal mendayagunakan potensinya. Tidak perlu kesulitan mencari caleg. (eny/tra)
Source : kompas.com