Home > Education > Political Marketing > Partai Golkar Dirugikan

Jakarta, Kompas – Partai Golkar diperkirakan menjadi pihak yang paling dirugikan dengan keberadaan partai politik baru, terutama Partai Nasdem dan Partai Nasional Republik. Pasalnya, kedua partai baru itu memperoleh dukungan dari basis massa Partai Golkar di Jawa dan Sumatera.

Pendapat itu disampaikan peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanudin Muhtadi, di Jakarta, Rabu (27/4). ”Nasrep dan Nasdem akan menggerogoti suara Golkar. Jadi yang paling dirugikan dengan adanya dua partai baru itu ialah Golkar,” katanya.

Partai Nasdem tak akan lepas dari ketokohan Sultan Hamengku Buwono X dan Surya Paloh. Keduanya merupakan politisi Partai Golkar yang memiliki basis massa di Jawa dan Sumatera.

Adapun Partai Nasrep merupakan partai yang disokong oleh Hutama Mandala Putra, yang juga memiliki pendukung di Partai Golkar. ”Seorang tokoh Golkar pernah menghitung secara kasar, kemungkinan suara Golkar akan berkurang 20 persen kalau Nasdem dan Nasrep lolos mengikuti pemilu,” ujar Burhanudin.

Sementara kemarin Ketua Dewan Pertimbangan Nasional Demokrat Sultan Hamengku Buwono X mengaku tidak tahu-menahu soal pendirian Partai Nasdem. Ia menegaskan, Nasdem sejak semula hanya didesain untuk menjadi organisasi kemasyarakatan, bukan partai politik.

”Saya enggak ngurusin. Saya enggak tahu. Setahu saya, dari hasil mukernas, Nasdem tetap menjadi ormas,” ujar Sultan Hamengku Buwono X.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Nurul Arifin menilai Nasdem bersikap tidak gentle dan terbuka jika pada saat yang sama, nama itu di pakai partai politik dan organisasi massa. Apalagi, meski dinyatakan tidak berkaitan, pengurus parpol dan ormas Nasdem punya banyak persamaan.

”Jika Nasdem mau menjadi parpol, deklarasikan saja. Tidak usah malu-malu dan membuat bingung anggotanya. Yang penting untuk orang politik adalah konsistensi. Selama ini banyak orang idealis di Nasdem dan saya tetap ingin melihat idealisme mereka,” ujar Nurul.

Nurul menduga keberadaan parpol dan ormas Nasdem merupakan strategi kelompok itu. Tujuannya, untuk melihat respons masyarakat dan menyelamatkan sejumlah anggotanya yang sekarang masih menjadi anggota DPR/DPRD dari partai lain. Ini karena para anggota DPR/DPRD dari partai lain ada kemungkinan akan diberhentikan jika menjadi anggota Parpol Nasdem.

Direktur Tata Negara Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Asyari Syihabudin kemarin mengatakan, tiga partai baru itu baru mengajukan permohonan. ”Persyaratan belum dipenuhi. Kami masih menunggu. Mungkin sekarang mereka baru mengumpulkan syarat-syarat itu,” kata Asyari Syihabudin.

Ketiga partai tersebut adalah Partai Nasdem yang didaftarkan oleh Ketua Umum Patrice Rio Capella dan Sekretaris Jenderal Ahmad Rofiq pada 6 April, Partai Nasional Republik yang didaftarkan Didi Supriyanto pada 12 April, dan Partai Persatuan Nasional yang didaftarkan oleh Neneng A Tuti.(ato/nta/nwo/ana)

Source : Kompas.com

You may also like
Pemilu Turki, Pengamat: Partai atau Caleg yang Bagi-bagi Sembako dan Politik Uang Tak Dipilih Rakyat
Muhaimin Iskandar dan Jejak Lihai Sang Penantang Politik
Elemen Kejutan dari Pencalonan Anies
Survei: Banyak Masyarakat Belum Tahu Pemilu 2019 Serentak

Leave a Reply