Jakarta, Kompas – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan telah beberapa kali ditawari masuk ke kabinet pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, PDI-P terus menolak tawaran itu karena ingin konsisten dengan keputusan kongres dan keinginan arus bawah partai, yaitu menjadi kekuatan penyeimbang.
Hal itu dinyatakan Ketua PDI-P Maruarar Sirait, Rabu (8/12) di Jakarta.
”Saya senang dengan pernyataan Presiden Yudhoyono di acara Partai Demokrat beberapa waktu lalu bahwa mereka harus siap menjadi oposisi jika kalah di Pemilu 2014. Sikap itu membuat pemilu masih ada artinya,” tutur Maruarar.
Menurut Maruarar, sebagai penyeimbang, PDI-P juga telah menjadi salah satu pendorong terungkapnya sejumlah persoalan, seperti kasus Bank Century dan batalnya kenaikan tarif dasar listrik secara otomatis pada 2011
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Mahfudz Siddiq menilai, PDI-P punya pengalaman ketersinggungan ketika diajak masuk koalisi pemerintahan. Hal itu terjadi ketika tahun lalu ada pengurus Partai Demokrat yang bilang, ajakan itu bagian dari permainan politik. ”Jadi, jika wacana (masuknya PDI-P ke koalisi) itu muncul lagi, saya tenang saja karena itu bagian dari permainan politik,” tutur Mahfudz.
Secara terpisah, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan, hingga ekmarin belum ada sinyal-sinyal yang diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengganti anggota kabinet.
Namun, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok membenarkan, Presiden Yudhoyono memang tinggal ketok palu saja untuk mengganti anggota kabinet. ”Namun, apakah hari-hari ini, minggu-mingu berikutnya, atau bulan berikut, semuanya Presiden yang tahu,” tuturnya. Menurut Mubarok, pernyataan yang disampaikannya baru-baru ini didasarkan pada hasil laporan evaluasi para menteri. (NWO/har)
Source: kompas.com
