Washington-Ongkos kampanye yang mencapai miliaran dollar AS dan adu caci maki di antara para calon anggota legislatif telah menjadikan pemilu legislatif di AS, Selasa (2/11), menjadi salah satu pemilu paling mahal dan kasar dalam sejarah Amerika Serikat.
Pemilu, yang akan menentukan masa depan Presiden Barack Obama dan haluan kebijakan AS itu, telah menghabiskan uang tak kurang dari 3,6 miliar dollar AS (sekitar Rp 32,15 triliun) dan masih terus bertambah. Uang sebesar itu digunakan untuk membiayai kampanye para calon anggota legislatif (caleg), partai politik, dan lembaga-lembaga independen yang berkepentingan dalam pemilu.
Salah satu organisasi independen yang didirikan mantan penasihat politik Presiden George W Bush, Karl Rove, Crossroad GPS, menerima uang hingga puluhan juta dollar AS dari sumber yang tidak jelas. Crossroads kemudian menggunakan uang itu untuk menyerang habis-habisan para caleg Demokrat.
Perang kata-kata pun berlangsung semakin keras di beberapa lokasi terjadinya persaingan keras antara caleg Republiken dan Demokrat. Dalam persaingan merebutkan kursi Senat untuk mewakili Negara Bagian Illinois, para Republiken menjuluki caleg Alexi Giannoulias dari Demokrat sebagai ”bankir mafia”.
Para Demokrat membalas dengan menyebut calon Republiken, Mark Kirk, sebagai ”pendusta berantai”.
Illinois menjadi satu dari tujuh negara bagian yang menjadi tempat pertarungan paling ketat pada pemilu kali ini. Enam negara bagian lain adalah Nevada, California, Florida, West Virginia, Pennsylvania, dan Alaska.
Selain memperebutkan 435 kursi DPR AS, pemilu esok juga akan memilih 37 dari 100 anggota Senat, 37 gubernur negara bagian, dan juga perebutan kursi di lembaga legislatif daerah di setiap negara bagian.
Saat ini, Kongres AS—yang terdiri atas DPR AS sebagai majelis rendah dan Senat sebagai majelis tinggi—dikuasai oleh Demokrat. Di DPR, Demokrat menguasai 255 kursi, sementara Republiken hanya 178 kursi. Di Senat, Demokrat menguasai 57 kursi, ditambah dukungan dari dua kursi independen, sementara Republiken hanya memiliki 41 kursi.
Hampir pasti menang
Dalam berbagai jajak pendapat terbaru, Republiken hampir pasti akan mengambil alih mayoritas di DPR. Mereka cukup meraih 39 kursi tambahan untuk menjadi mayoritas. Namun, mereka diprediksi bakal meraih 45 hingga 70 kursi.
Jajak pendapat yang digelar CBS/The New York Times menunjukkan, 49 persen responden mendukung Republiken dan hanya 43 persen yang mendukung Demokrat. Jajak pendapat Politico/George Washington University menunjukkan keunggulan 47 persen Republik melawan 42 persen Demokrat.
Jajak pendapat lain juga menunjukkan ketidakpuasan rakyat AS terhadap kinerja pemerintahannya. Jajak pendapat yang digelar AP/GfK, 13-18 Oktober, menunjukkan, 59 persen responden berpendapat kebijakan Pemerintah AS salah arah.
Partai Republik terus menyerang kegagalan Demokrat untuk memperbaiki kondisi ekonomi sebagai bahan kampanye untuk mencari dukungan. Mereka menawarkan program pengetatan anggaran, pemotongan pajak, dan pembatalan reformasi layanan kesehatan yang telah ditandatangani Obama.
Sebaliknya, Demokrat berusaha mempertahankan dukungan dengan mengatakan, program-program yang ditawarkan Republiken tak lain adalah program lama yang justru membuat AS terpuruk dalam krisis ekonomi terburuk setelah Depresi Besar era 1930-an. ”Pada dasarnya, mereka ingin membawa kita kembali pada berbagai kebijakan yang menyebabkan semua masalah ini. Kita sudah pernah mencoba apa yang sedang mereka jual saat ini,” tutur Obama. (AP/AFP/DHF)
Source : Kompas.com