Home > Education > Political Marketing > Peneliti: Demokrasi di Aceh Tidak Islami

Peneliti: Demokrasi di Aceh Tidak Islami

Banda Aceh – Semangat perdamaian di Aceh sangat besar, lihat saja semua masyarakat dengan santai duduk di warung kopi tanpa merasa sedikitpun merasa was-was dengan situasi politik akhir-akhir ini yang semakin memanas.

“Semangat perdamaian di Aceh perlu dimunculkan, lihat saja 24 jam masyarakat bisa santai di warung kopi dan itu tidak dimiliki oleh daerah lain”, ujar seorang Peneliti Konflik dan Mahasiswa S3 di Australia, Badrus Shaleh.

Namun demikian demokrasi di Aceh untuk saat ini masih kurang sehat, masyarakat memilih dibawah teror dan intimidasi. Walau demikian, ujarnya, itu semua proses pendewasaan dan pematangan dalam berdemokrasi. Butuh semua komponen untuk terus mematangkan demokrasi dan juga menciptakan iklim demokrasi yang sehat dan menuju kualitas yang baik.

“Demokrasi di Aceh mencekam, orang memilih dibawah ancaman, tapi ini semua berproses untuk menuju kematangan dalam berdemokrasi”.

Badrus yang telah melakukan penelitian diberbagai daerah konflik termasuk di Maluku menjelaskan kembali dalam diskusi yang diadakan Kelompok Diskusi Dealektika Lina di Lingka Kupi Sabtu (7/4) pukul
16.30 wib. “Tidak cukup juga dengan hanya demokrasi saja untuk menguatkan perdamaian, tetapi juga dibutuhkan Institusi/ Pemerintah yang kuat dalam proses penguatan dan pematangan demokrasi di dalam
sebuah daerah, termasuk di Aceh”.

Selanjutnya, Badrus sempat mengkritik ulama yang tidak bereaksi saat maraknya terjadi pembunuhan menjelang pelaksanaan Pilkada. Ketika terjadi pembunuhan ulama tidak mengeluarkan fatwa apapun menyangkut dengan tindakan tersebut. Seharusnya ulama bertindak dan memprotes secara tegas aksi-aksi teror apa lagi penghilangan nyawa seseorang secara paksa.

“Demokrasi di Aceh tidak Islami, ketika terjadi pembunuhan, ulama tidak ada yang protes”, ketusnya kembali.

Namun, jelasnya kembali, orang Aceh harus optimis bahwa perdamaian bisa ditegakkan, insiden-insiden itu hanya sebagai proses pendewasaan dalam berdemokrasi dan seluruh rakyat Aceh harus tetap merawat perdamaian itu.

Aceh juga berhasil merubah dari gerakan bersenjata menjadi perjuangan politik, ini menjadi sebuah prestasi yang luar biasa di Aceh yang tetap harus dipertahankan.

Source : The Globe Journal

You may also like
Demokrat, PNA dan PAN Dikabarkan Usung Irwandi dan Nova Iriansyah
A Fork in the Road for Aceh
Pentingnya Posisi Aceh dalam Politik Nasional
Scenarios for Aceh’s turning point

Leave a Reply