JAKARTA–MICOM: Aksi penembakan yang terjadi di Aceh dinilai merupakan tindak kriminal biasa. Saat ini, suhu politik di Aceh dinilai seperti api dalam sekam terkait pemilu kada di provinisi tersebut.
“Kalau kriminal biasa seharusnya Polri bisa menangkapnya dalam 1×24 jam. Publik akan menilai kasus ini erat kaitannya dengan momen pilkada,” ujar Wakil Komisi III DPR Nasir Djamil saat berbincang dengan Media Indonesia, Senin (2/1).
Menurut politisi PKS tersebut, banyak pihak berkepntingan dalam pemilu kada Aceh terutama di jajaran Kementrian Polhukam yang memang sejak awal sangat ingin Pilkada Aceh sesuai tahapan. Ini menurut Nasir sangat erat dengan kelompok-kelompok yang tidak puas dengan kondisi Aceh saat ini.
“Polri dan TNI sering bilang bahwa senjata ilegal masih banyak beredar di Aceh. Ini salah satu hal yang krusial di Aceh,” paparnya.
Sangat mungkin apa yang terjadi di Aceh merupakan suatau kejadan yang telah di desain sedemikian rupa, karena banyak hal-hal yang tidak masuk akal jika dikatakan sebagai kriminal biasa.
“Kenapa para pekerja yang menjadi sasaran? Kenapa pekerja Telkom? Kenapa masyarakat Aceh yang bersuku Jawa? Ini skenario untum terjadinya konflik vertikal antar suku,” kata Nasir.
Nasir meminta agar Polri jagan menganggap remeh dan kecil masalah ini dan perlu ditegaskan Aceh adalah wilayah bekas konflik bersenjata sehingga harus dilihat secara serius setiap aksi kekerasan yang ada di wilayah Serambi Mekkah. “Ini sekaligus menjadi pembuktian SBY, bahwa negara tidak boleh kalah dengan kejahatan,” tegasnya. (HZ/OL-04)
Source : Media Indonesia