Banda Aceh, Kompas – Hasil pemilu presiden tahun 2009 akan sangat memengaruhi kondisi di Aceh. Sebagian rakyat Aceh percaya kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sangat menentukan terciptanya perdamaian di Aceh.
Sebaliknya, jika pasangan Yudhoyono-Kalla kalah dalam pemilu presiden mendatang, perdamaian di Aceh terancam.
Menurut Teuku Kemal Fasya, antropolog Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, dan Ketua Komunitas Peradaban Aceh, kondisi damai yang tercipta di Aceh sangat terkait dengan peran Yudhoyono-Kalla. Saat ini dari beberapa nama yang muncul sebagai kandidat presiden, menurut Kemal, belum ada yang memiliki komitmen terhadap penyelesaian Aceh secara damai.
Ia menilai calon presiden yang mengemuka saat ini malah tidak respek dengan pencapaian Yudhoyono-Kalla, yakni menciptakan perdamaian di Aceh.
”Calon-calon presiden yang lain tidak menunjukkan respek pada perdamaian di Aceh. Bagi masyarakat Aceh, duet SBY-JK diharapkan menjadi pemenang pemilu mendatang,” ujar Kemal di Banda Aceh, Minggu (12/10).
Kemal mengakui, kondisi damai di Aceh ini agak riskan jika duet Yudhoyono-Kalla tidak lagi menjabat. Menurut dia, elite politik di Jakarta selalu reaktif menanggapi gejolak yang timbul di Aceh.
”Bayangkan, konsep feodalisme positif seperti kelembagaan ’wali nanggroe’ saja dicurigai, tapi di sisi lain konsep keistimewaan sultan di Yogyakarta bisa dipahami,” katanya.
Terkait kedatangan proklamator Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Teuku Muhammad Hasan di Tiro atau Hasan Tiro, Kemal mengungkapkan, hal tersebut bisa menjadi pegangan bagi masyarakat Aceh untuk menjaga perdamaian.
”Kedatangan Hasan Tiro memberi prioritas, sekarang damai dulu, rekonstruksi dulu,” katanya.
Rakyat Aceh menanggapi secara beragam kedatangan Hasan Tiro dari pengasingannya di luar negeri selama 29 tahun. Mereka berharap banyak, kedatangan Hasan Tiro dapat melanggengkan perdamaian di Aceh.
Yang penting damai
Namun, ada juga yang apatis terhadap kehadiran pemimpin tertinggi GAM ini.
”Bagi saya, yang penting Aceh damai. Saya tidak mau mikir soal-soal politik. Hidup saya tidak ada kaitannya dengan Hasan Tiro. Yang penting saya bisa hidup nyaman dalam bekerja,” ujar warga Banda Aceh, Er Juanda.
Dalam pandangan rakyat Aceh, kedatangan Hasan Tiro tidak terlalu berpengaruh terhadap perdamaian apabila pemerintah pusat juga tidak memiliki komitmen menjaga perdamaian. Duet Yudhoyono-Kalla dianggap paling dapat memberikan ruang bagi perdamaian selama 30 tahun konflik bersenjata di Aceh.
Warga Banda Aceh yang lain, Hari Teguh, menuturkan, rakyat Aceh sudah bisa menilai siapa pemimpin yang kemungkinan menerapkan kebijakan represif apabila timbul gejolak di Aceh. (BIL)
Source : kompas.com, 13 Oktober 2008