JAKARTA–MICOM: Pascareformasi 1998, perpolitikan Indonesia ditandai oleh politik yang miskin gagasan dan tanpa akal sehat. Budayawan Rocky Gerung menyebut wajah politik yang demikian sebagai ‘tubuh tanpa kepala’.
“Ketiadaan gagasan menjadi ciri politik sekarang,” tegas Rocky Gerung saat peluncuran tiga buku Goenawan Mohamad, di Jakarta, Sabtu (21/5).
Melihat jauh ke belakang, Rocky membandingkan situasi pascareformasi dengan masa awal berdirinya Indonesia. Sosok Soekarno, Tan Malaka, Sutan Sjahrir merupakan sosok pelaku politik yang sekaligus pemikir. “Ketokohan mereka juga selaras dengan ide politik mereka.” Pascareformasi, tokoh politik yang memiliki bangunan ide politik tampak diwarisi oleh Gus Dur.
Refleksi Rocky yang demikian bertumpu pada satu buku terbaru Goenawan Mohamad berjudul, ‘Tokoh+Politik’. Goenawan Mohamad meluncurkan tiga buku, yaitu Tokoh+Politik, Indonesia/Proses, dan Marxisme Seni Pembebasan. Setelah penerbitan buku itu, akan menyusul penerbitan 9 buku lain karya Goenawan Mohamad pada 2011.
Rocky menegaskan bahwa politik Indonesia sesungguhnya adalah politik ide. Hal ini ditandai oleh adanya perbedaan gagasan antara para tokoh politik seperti Soekarno, Tan Malaka, dan Sjahrir. Perbedaan gagasan itu tampak ketika masing-masing tokoh berupaya mendefinisikan ‘rakyat’.
Bagi Soekarno, ‘rakyat’ adalah mereka yang dapat bersatu. Bagi Tan Malaka, ‘rakyat’ adalah mereka yang dapat dimobilisasi. Bagi Sjahrir, ‘rakyat’ adalah mereka yang berpeluang mendapatkan pendidikan. “Mereka memang berbeda, tetapi antara mereka ada transaksi pemikiran,” imbuh Rocky.
Ketiadaan ide merupakan penanda bahwa Indonesia sudah kekurangan imajinasi. Imajinasi merupakan sarana untuk memecah kebuntuan ide demi mewujudkan politik yang penuh harapan. “Dalam situasi demikian, kita membutuhkan suatu proposal yang masuk akal demi perubahan. Itulah politik harapan,” ucap Rocky.
Ciri politik harapan ditandai oleh adanya penggunaan akal sehat dalam berpolitik. Politik akal sehat adalah politik yang berlandaskan argumentasi. “Argumentasi menjadi satu-satunya mata uang politik, bukan dengan modal atau moral,” tegas Rocky.
Di sisi lain, menyikapi kondisi yang tengah terjadi, Rocky menilai bahwa untuk menjawab kebuntuan politik Indonesia, tidak hanya dijawab dengan kekuatan ide. “Kekuataan ide memerlukan juga aktivitas politik yang riil,” simpul Rocky. (Dvd/OL-8)
Source : media Indonesia
Posted with WordPress for BlackBerry.