Home > Education > Political Marketing > Polling CSIS: Peluang Pilpres Satu Putaran Lebih Besar

Polling CSIS: Peluang Pilpres Satu Putaran Lebih Besar

Liputan6.com, Jakarta: Selama Juni 2009, Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta menggelar tiga polling telepon. Tujuan polling ini adalah melihat perkembangan politik terbaru di Indonesia beserta dinamikanya dalam periode kampanye terbuka para capres dan cawapres. Tiga polling telepon itu menunjukkan, popularitas SBY-Boediono selama Juni konsisten berada pada kisaran 55-65%.

Dalam polling pertama SBY dipilih oleh 62,3% responden, kemudian dalam polling kedua SBY didukung oleh 58,2% responden, dan polling terakhir menunjukkan tingkat elektabilitas SBY mencapai 64,9%. Meski bervariasi, “Dapat disimpulkan, fluktuasi dukungan terhadap terhadap pasangan ini cukup konsisten. Dapat disimpulkan juga, probabilitas pilpres satu putaran memang masih jauh lebih besar dibandingkan pilpres dua putaran,” demikian kesimpulan tim yang dipimpin Philips J. Vermonte itu.

Polling pertama dilaksanakan 5-6 Juni 2009 dan menjangkau 1010 responden. Polling kedua tanggal 19-20 Juni 2009 dan menjangkau 1039 responden; sementara polling ketiga dilaksanakan 25-26 Juni 2009 dan menjangkau 1059 responden. Polling pertama mencakup 9 propinsi terpadat di Indonesia. Polling kedua dan ketiga mencakup 9 propinsi terpadat ditambah Aceh dan Sumatera Barat.

Mayoritas penduduk yang terjaring adalah kelas menengah ke atas. Dilihat dari kategori pendidikan maupun penghasilan per bulan, sekitar 70% responden berpendidikan SLTA ke atas dan berpenghasilan di atas 1 juta. Berdasarkan kategori penghasilan, sekitar 30% responden adalah kelas bawah (penghasilan < 1 juta per bulan). Namun perlu dicatat kelas menengah berperan penting karena mereka seringkali berperan sebagai penyebar informasi dan pembentuk opini terkait dengan pemilu.

Selain itu, polling telepon dapat menjadi indikator peta kekuatan capres-cawapres terutama dapat menggambarkan kekuatan kandidat yang memang sebarannya merata dari sisi demografis maupun geografis. Berbeda dengan survei nasional yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) maupun KOMPAS, dukungan terhadap Mega-Prabowo sangat kecil. Ini wajar mengingat polling telepon menjaring lebih banyak kelas menengah sementara basis pendukung Mega-Prabowo lebih banyak datang dari kelas bawah. Namun popularitas/elektabilitas SBY-Boediono (SBY-Boediono) dapat cukup baik merepresentasikan situasi nasional mengingat dukungan terhadap SBY-Boediono yang merata secara demografis maupun geografis.

Source : liputan6.com

You may also like
Hitung Cepat Puskaptis, SBY Menang Satu Putaran
Kalla: Hargai Hasil Hitung Cepat
LSI: Perolehan Pasangan SBY-Boediono Tak Terkejar Lagi
KPU Minta Televisi Tunda Exit Poll

Leave a Reply