Home > Education > Political Marketing > PPP Ingin Jadi Rahmat bagi Semua

PPP Ingin Jadi Rahmat bagi Semua

Semarang, Kompas – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali, Sabtu (26/2), menegaskan, PPP sebagai satu-satunya partai politik berasaskan Islam dan tidak akan meninggalkan asas itu. PPP mengemban asas Islam yang luas, untuk memperjuangkan banyak aspek kehidupan semua umat, bukan hanya untuk masyarakat Islam.

”Islam itu agama rahmatan lil alamin, pemberi rahmat untuk semua dan alam semesta ini. Dengan berpedoman itulah, PPP fokus tetap menghadirkan asas di tengah pergaulan masyarakat yang pluralis,” kata Suryadharma Ali ketika membuka Musyawarah Wilayah DPW PPP Jawa Tengah, 26-27 Februari di Semarang, Sabtu (27/2).

Muswil DPW VI PPP itu dihadiri Gubernur Jateng Bibit Waluyo, Ketua DPW PPP Jateng Hisyam Alie, tokoh PPP Mudrick Sangidoe, ulama karismatis KH Maemun Zubeir dari Rembang, Wakil Ketua MPR Lukman Saefuddin, dan para ulama Jateng yang kembali bergabung ke PPP seperti KH A Hamid Baedhowi.

Muswil PPP Jateng kali ini akan memilih ketua periode 2011-2016 untuk menggantikan Hisyam Alie yang tak maju kembali. Adapun kandidat kuat calon ketua di antaranya Masruhan Samsurie, Istajib, Arief Mudatsir, dan Muhajir M Ardian.

Suryadharma mengatakan, penegasan PPP tetap berasaskan Islam adalah jawaban atas desakan sejumlah kalangan yang menghendaki agar PPP bersedia menjadi parpol terbuka. Dasar PPP tetap kukuh adalah kenyataan masyarakat Indonesia mayoritas Islam menjadi bagian dari pembentukan masyarakat yang sejahtera.

Dengan asas Islam, PPP ingin membuktikan bahwa Islam jauh dari radikalisme, jauh dari tindak kekerasan, dan Islam tidak identik dengan terorisme. Hal itu sebenarnya sudah dibuktikan oleh organisasi massa Islam, seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Syarikat Islam (SI), juga ormas lain yang tidak setuju dengan cara-cara radikal.

Untuk itulah, PPP menantang kader-kader PPP untuk membuktikan PPP mampu menampilkan Islam yang memberi rahmat bagi semua. PPP harus dapat hidup berdampingan, berjuang bersama, dan meningkatkan harkat hidup secara bersama-sama dengan masyarakat yang berbeda agama dan keyakinan.

Menurut Suryadharma, radikalisme itu ada di mana-mana, termasuk dalam organisasi. Radikalisme juga ada pada ideologi demokrasi yang tidak terkontrol. Suryadharma mengingatkan, kader PPP tidak boleh lagi hanya antre pada loket politik. Untuk menunjukkan PPP sebagai parpol yang mampu memberikan rahmat, kader PPP harus bekerja di semua aspek kehidupan, terutama menumbuhkan kehidupan yang lebih baik.

”Kader PPP tidak boleh hanya antre di loket politik saja, yang dibuka sekali dalam lima tahun. Loket politik itu hanya memberi kesempatan kader memasuki lembaga legislatif melalui pemilu,” ujar Suryadharma, yang juga Menteri Agama.

Oleh karena itu, kader PPP harus mulai bekerja di loket-loket yang lain menyangkut aspek ekonomi, usaha pertanian, perikanan, serta usaha kecil dan menengah. (WHO)

 

You may also like
Pemilu Turki, Pengamat: Partai atau Caleg yang Bagi-bagi Sembako dan Politik Uang Tak Dipilih Rakyat
Muhaimin Iskandar dan Jejak Lihai Sang Penantang Politik
Elemen Kejutan dari Pencalonan Anies
Pakar: Golkar Tengah Mainkan Strategi Marketing Politik

Leave a Reply