Home > Education > Political Marketing > Sistem Suara Terbanyak Perlemah Kelembagaan Partai

Sistem Suara Terbanyak Perlemah Kelembagaan Partai

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik CSIS, Sunny Tanuwidjaja, menilai, sistem suara terbanyak untuk menentukan calon anggota legislatif (caleg) justru memperlemah kelembagaan partai. Ia juga menangkap terjadinya deinstitusionalisasi partai. Hal ini, menurutnya, tidak mendorong terjadinya peningkatan partai secara kelembagaan.

“Sistem suara terbanyak, termasuk salah satu unsur yang melemahkan partai. Sistem ini, positifnya membuat caleg bekerja keras. Tapi negatifnya, ada insentif yang tidak membangun partai secara kelembagaan. Partai-partai bisa saja merekrut orang yang populer dan punya uang menjelang pemilu,” ujar Sunny, menanggapi hasil penelitian Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia, Kamis (25/6) di Jakarta.

Unsur lainnya, dibukanya kesempatan calon independen mengikuti pilkada, dalam pandangan Sunny, juga mengurangi peran kelembagaan partai untuk bermain di level politik daerah.

Terhadap eksistensi partai, menurutnya, selain pelemahan secara lembaga, akar partai di masyarakat juga melemah. Pengorganisasian partai, terutama menjelang pemilu, dinilai bukan karena kinerja elektoral partai yang baik. “Bukan juga karena partai solid. Tapi lebih karena ada figur yang menopang eksistensi partai,” jelas dia.

Ke depannya, ia berharap ada studi yang akan memotret perbandingan perolehan suara dengan target yang ditetapkan. Sebab, ada kecenderungan partai membesarkan target suaranya. Akan tetapi, tidak diikuti dengan kinerja elektoral yang maksimal.

Sementara itu, pengamat politik Indonesia Institute, Cecep Effendi, melihat tidak adanya kepercayaan publik terhadap institusi partai. “Selama ini saya belum pernah menemukan ada masyarakat korban penggusuran, misalnya, yang mengadu ke kantor partai. Ini menunjukkan kepercayaan publik ke partai bermasalah,” ungkap Cecep.

Source : Kompas.com

You may also like
Indonesia Bertabur Partai, Hanya 8 yang Siap Hadapi Pemilu
Perdamaian Aceh di ujung tanduk
Partai Keadilan Sejahtera: Mosaik Pluralitas Muslim Perkotaan
“Suara Kosong” dan Absennya Mandat

Leave a Reply