Jakarta – Masyarakat Indonesia cenderung lebih memilih presiden berdasarkan personalitasnya bukan partai pengusungnya. Inilah hasil survei CSIS untuk Pemilu 2009.
Survei CSIS ini dilakukan di 13 provinsi di Indonesia yang mempunyai kursi anggota dewan terbesar di DPR. Survei diambil pada 11-17 Mei 2008 terhadap 3.000 responden dengan metode alat bantu menunjukkan foto figur dari masing-masing tokoh 34 partai yang ikut dalam Pemilu 2009.
“Hasil survei ini mengindikasikan bahwa pemilih lebih memilih tokoh sebagai presiden dibandingkan memilih partai,” kata ketua tim peneliti survei CSIS, Nico Harjanto, dalam temu media laporan pendahuluan survei CSIS tentang perilaku pemilih 2008 untuk Pemilu 2009 di Gedung CSIS, Jl Tanah Abang III No 23-27, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2008).
Menurut Nico, masyarakat lebih mudah mengenal dan menilai figur daripada partainya. Pilihan politik masyarakat Indonesia tidak lagi mudah dimanipulasi dengan intimidasi dan pemberian uang semata. Masyarakat Indonesia makin mampu menilai secara konsisten.
“Promosi yang gencar tidak menjamin popularitas tokoh akan naik. Contohnya saja kasus Soetrisno Bachir. Masyarakat yang ditemui pada survei ini jarang yang tahu tentang Soetrisno Bachir dan mencalonkan dia,” ujarnya.
7 figur terbaik yang dipilih masyarakat untuk menjadi presiden dalam survei dimulai dari urutan 7 yakni 3,6 persen memilih Gus Dur, 4,3 persen memilih Jusuf Kalla, 7,6 persen memilih Wiranto, 7,9 persen memilih Hidayat Nur Wahid, 8,8 persen memilih Sri Sultan Hamengkubuwono X, 14,7 persen memilih SBY, dan urutan teratas dengan 23,2 persen memilih Megawati Soekarnoputri.
(gus/aba)
Source : Detik.com