Jakarta – Beberapa hari lalu kita disuguhi tayangan ‘berbau’ politis di salah satu TV swasta. Dalam tayangan tersebut, pria yang mirip calon Gubernur Sumatera Selatan yang diusung PKS, PDIP dan PPP, Syahrial Oesman tampak sedang berjudi di sebuah tempat judi ternama di Malaysia.
Menanggapi hal tersebut, Presiden PKS Tifatul Sembiring menganggap hal itu merupakan cara-cara yang dipakai Orde Baru dalam menghabisi lawan-lawannya.
“Mental Orde Baru ini adalah orang-orang tidak siap bersaing secara sehat, tidak siap berdemokrasi, tidak siap berbeda pendapat. Mereka merasa bahwa hati rakyat dapat dibeli dengan uang,” ujar Tifatul dalam pesan singkatnya yang diterima detikcom, Rabu (20/8/2008).
Menurut Tifatul, ciri-ciri Orde Baru dalam menghancurkan musuhnya di antaranya dengan menfitnah.
“Ini terlihat dari beberapa pilkada yang diikuti, PKS difitnah bermacam-macam, dituduh Taliban, Wahabi dan sebagainya. Di Sumsel, calon PKS dituduh korupsi, penjudi dan lain-lain,” kata pria berjenggot ini.
“Kalau rakyat mau diperalat oleh orang-orang bermental seperti ini, maka Indonesia tidak akan maju-maju. Semua pihak harus siap berdemokrasi, siap berbeda pendapat, setuju atau tidak setuju,” papar Tifatul.
Dia menambahkan, jika Indonesia dipimpin oleh orang-orang seperti tersebut, Indonesia tidak pernah akan mencapai kemajuan.
Dalam pilkada Sumsel yang akan berlangsung pada 4 September mendatang, PKS dan beberapa partai yang mendukung Syahrial Oesman akan berhadapan dengan calon yang didukung oleh Partai Golkar, Partai Demokrat dan PAN, Alex Nurdin.(anw/mad)
Source : detik.com
jujur bahwa saya bukanlah pendukung dari keuda pasang calon gubernur sumsel tetapi saya respek dan selalu mengikuti perkembangannya.
Saya terus terang merasa heran dengan cara para pimpinan PKS menyikapi dan menentukan calon pimpinan yang mereka usung. sudah berulang-ulang kejadian DPP PKS mennetukan pilihan yang diusung tetapi tidak pernah melihat latar belakang calon yang diusung. di Jawa tengah malah mengusung calon korupsi seperti pak sukawi dan di sumsel mengusung calon yang terindikasi suka judi dan koruptor. Saya lebih cenderung PKS memngusung calon sendiri dari pada mengusung calon tetapi tidak berpihak pada pendukung PKS sendiri.
saya sangat mengkhawatirkan tindakan DPP PKS ini tidak mendapat respon positif dari para pendukungnya di lapisan bawah.
Selain itu perlu jadi pemikiran dari DPP PKS agar mendukung suatu pasangan hendaknya mengedepankan kesamaan ideologi yang pragmatis, jangan asal dukung. manalah mungkin ideologi nasionalis yang sekuler dari PDIP bisa menyatu dengan ideoligi Islam dari PKS. Kemana cara berpikir bapak-bapak di DPP PKS. Kehawatiran lain saya justru ini akan membawa respon negatif bagi perkembangan partai PKS didaerah bersangkutan.
Janganlah kita terpengaruh dengan bujukan orang-orang karena punya uang dan diiming-imingkan kekuasaan.
Saya memilih dan menentukan pilihan saya dalam pemilu sebelumnya kepada para kader PKS karena relatif bersih dan terhindar dari pola korupsi seperti di partai-partai sekuler.
Semoga pak tifatul sembiring bisa belajar dari para pimpinan-pimpinan partai PKS sebelumnya yaitu pak Nurmahmudi dan pak hidayat nurwahid. Mereka tidak meminta kekuasaaan tetapi mereka menerima kekuasaan sebagai amanah, mengurangi bicara yang tidak perlu agar terhindar dari fitnah dan hujatan tetapi terus bekerja demi kemajuan islam.
Selain itu saya sbagai salah satu orang yang simpati dengan perjuangan PKS memberikan masukan agar ideologi partai dikedepankan agar PKS tetap menjadi partai panutan Umat Islam.